Kumcer: "Lagu Opick Inspirasiku"

Judul: Lagu Opick Inspirasiku, 30 kisah menggugah di balik lagu Opick
Penulis: Arien Ratih, dkk
Penerbit: Leutika
Cetakan: 2, 2011
Tebal: vi+192 halaman
ISBN: 978-602-8597-62-3

Opick. Hmm, siapa yang tidak mengenalnya? Perjalanan hidupnya dalam menemukan dirinya sendiri telah menginspirasi banyak orang. Bermula dari pencarian demi pencarian, lalu menerima keterbatasan dirinya. Tetapi, yang terjadi setelah itu adalah menemukan ketidakterbatasan. Di situlah Tuhan menampakkan diri-Nya. 

Itulah pesan rasa yang disampaikan Opick dalam lagu-lagunya. Ratusan ribu pasang telinga mendengarkan perjalanan itu. Ratusan ribu hati tersentuh merasakan proses itu. Ratusan ribu orang tercerahkan oleh lagu itu. Ratusan ribu orang terbangkitkan oleh lagu itu. Menemukan diri sendiri dan menemukan Tuhannya, lalu hidup bersama-Nya dalam kedamaian.

Kisah-kisah dalam buku ini adalah kisah-kisah terbaik yang terinspirasi oleh lagu-lagu Opick. Siapa saja bisa mengalaminya. Mereka sudah merasakannya. Mereka sudah menyelesaikannya. Mereka sudah melewatinya. Bagaimana dengan Anda?

Rasakan kisah-kisah menyentuh hati ini dan ambil manfaatnya bagi kehidupan Anda. Mudah-mudahan Anda juga terinspirasi dan bisa menyelesaikan masalah-masalah Anda dengan lebih mudah. 


Bagi mereka yang mengharap ‘pencerahan’, saya rasa buku ini ialah jawabnya. Ada 30 kisah bermutu yang membuat hati semakin rindu mencinta Allah usai membacanya. Kisah-kisah didalamnya dipastikan ialah kisah terbaik yang menginspirasi, sebab didapat dari hasil lomba dengan penjurian yang ketat. Nama-nama penulisnya tidak asing lagi di dunia kepenulisan, ada Bayu Insani, Dian Nafi, Lonyenk Rap, Puput Happy, Shabrina WS dan masih ada puluhan lainnya.

Dengan sudut pandang orang pertama, kisah yang tertulis lebih ‘nendang’ dalam sanubari. Seperti kisah Afifah Rona yang menemukan ‘cahaya’ di negeri Paman Sam. Hingga usianya yang ke-21, ia belum bisa sholat dan mengaji, potret Islam KTP di negara tercinta kita. Hingga kemudian ia mendapat beasiswa kuliah di Amerika, menikmati kebebasan hidup lalu mendapat hidayah sepulang mengikuti syukuran malam Nisfu Sya’ban di Islamic Center.

Ia mencari kata kunci “cahaya Ilahi” di search engine internet. Lalu menemukan Cahaya Hati, judul lagu Opick.

Hanya bila diri-Mu
Ingin nyatakan cinta
Pada jiwa-jiwa yang rela
Dia kekasih-Mu
Kau yang selalu terjaga
Yang memberi segala

Relung hati Afifah tersentuh. Hidayah memang datang di saat tak terduga. Sama dengan pengalaman Aurahusna yang diingatkan Allah untuk bersedekah. Ia tersindir oleh lirik lagu Opick yang berbunyi, “Tak akan berkurang harta yang sedekah. Akan bertambah, akan bertambah.”

Memang benar, bahkan Dila Saktika Negara merasakan nikmatnya sedekah dalam seketika. Ia tak menyangka bahwa apa yang ia lakukan ternyata langsung mendapat balasan di dunia. Entah bagaimana di akhirat, yang pasti Allah telah menjanjikan balasan untuk kebaikan yang kita lakukan sekecil apapun itu.

Ya! Uang yang kusedekahkan itu adalah uang untuk ongkosku ke kampus esok jari. Namun, aku meyakinkan diriku sendiri bahwa Allah Maha Kaya. Dialah yang mencukupi semua kebutuhanku.

Sesampainya di rumah, Om memanggilku. Om terlihat sangat senang, seperti baru saja mendapat rezeki banyak. Dan, benarlah apa yang kupikirkan.

“Mbak Dila, Alhamdulillah tadi Om dapat rezeki. Om dapat bonus dari kanto krena ada kredit yang ‘cair’. Ini untuk Mbak Dila. Jangan boros ya, dihemat pemakaiannya,” Om memberiku sebuah amplop berwarna cokelat. (halaman 55-56).

Kisah tentang sedekah tersebut bukan bermaksud ria’. Namun hanya sebuah gambaran kecil bahwa Allah Maha Pemurah dan karena segalanya dariNya maka kita sebagai manusia tak perlu terlalu eman atau pelit untuk membaginya kepada sesama. Masih ada banyak teladan yang bisa dipetik di dalam buku bersampul hijau bergambar Opick ini.

Tata letak Leutika yang menarik membuat buku Lagu Opick Inspirasiku ini semakin asyik untuk dinikmati. Warna kertasnya yang putih bersih karena menggunakan kertas HVS yang bagus membuat mata semakin bersemangat menikmati kisah setiap lembarnya. Entahlah apakah penerbitan buku ini masih berlangsung, tapi yang jelas apabila ingin melihat contoh beberapa halaman pertamanya, bisa diunduh di web leutikaprio, di link nih


Buku setebal 190 halaman yang memuat 30 kisah memang kuranglah tebal. Karena itu, kisah-kisah yang dihadirkan langsung diambil garis besarnya alias to the point. Bagi yang ingin mengambil banyak hikmah tanpa kisah bertele-tele, inilah referensi wajib! Tanpa mengurangi pesan utama, kisahnya dijamin tak akan membuat mata mengantuk.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*