Mendidik Anak Pintar Menabung

 

Guru pertama dalam kehidupan anak-anak adalah orang tua. Karena orang tua lah yang mengajarkan segala hal pertama kali. Mulai dari mengajarkan cara bersosialisasi, tolong menolong, percaya diri, hingga menanamkan sikap gemar belajar dan menabung.


Kali ini, akan dibahas mengenai cara mendidik anak agar gemar menabung. Karena semua orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang bertanggung jawab atas apa yang mereka miliki di kemudian hari. Kemudian mengajarkan anak menabung juga berarti mengajarkan anak agar lebih mandiri, yang mana semua orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi pribadi yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dan tidak bertumpu pada orang lain, alias mandiri.


Kenalkan Kepada Anak Terlebih Dahulu Manfaat Menabung

Namun sebelumnya, orang tua harus mengajarkan kepada anaknya mengenai manfaat menabung terlebih dahulu. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat membayangkan dan mengimajinasikan suatu keadaan. Disadur dari betterparent berikut adalah berbagai manfaat melatih anak untuk menabung sedari kecil yang bisa diberikan kepada anak anda.

  • Masa Depan yang Terjamin

Anda bisa mengatakan bahwa dengan menabung sedari kecil, maka di masa depan, anak anda akan memiliki banyak uang dan bisa menggunakannya untuk hal-hal yang berguna. Misalnya, uang tersebut bisa dibelikan buku ensiklopedia atau alat tulis lainnya. Dengan begitu, anak akan mengetahui bahwa dengan menabung, suatu saat dia mampu membeli apa yang dibutuhkan di masa depan tanpa perlu meminta uang terlebih dahulu kepada siapapun.


  • Agar Lebih Mandiri

Manfaat dari menabung adalah menumbuhkan sikap mandiri. Anda bisa mulai dari mempercayai anak anda dalam mengelola keuangannya sendiri dan mengatakan bahwa uang yang diberikan adalah milik anak anda dan anak anda harus bisa menyisihkan uang ini untuk ditabung. Dengan begitu, anak akan berpikir bagaimana cara agar bisa menyisihkan uang tersebut.


  • Agar Memiliki Dana Darurat

Tidak ada salahnya untuk mengajarkan kepada anak anda mengenai dana darurat. Dengan bahasa yang santai seperti sehari-hari, anda bisa melakukannya secara perlahan. Anda bisa memberitahu bahwa dengan menabung, dana tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan secara darurat.


Cara Mendidik Anak Pintar Menabung

Setelah anda mengajarkan manfaat yang akan dituai dari kegiatan menabung, selanjutnya anda bisa mulai praktik menabung. Tidak harus dengan cara yang kaku, anda bisa mulai dari hal-hal yang menyenangkan. Selain itu, anda juga bisa menggunakan bahasa yang ringan agar anak anda paham.


  • Berlatih Menabung Sambil Bermain

Anak-anak tidak bisa lepas dari kegiatan bermain. Maka dari itu, anda harus bisa mengimplementasikan kegiatan menabung saat anak anda bermain. Misalnya, saat anak anda bermain peran jual-beli di pasar, anda akan berperan menjadi penjual dan anda memberikan uang kembalian kepadanya dan berpesan untuk ditabung.


Anda bisa lakukan hal tersebut secara berulang sampai uang tabungan anak anda terkumpul. Kemudian, dari sana anda bisa menjelaskan bahwa anak anda telah berhasil mengumpulkan banyak uang. Dan anda juga bisa menjelaskan bahwa uang akan terkumpul menjadi banyak jika ditabung.


  • Berikan Celengan Kepada Anak

Anda bisa memberikan sebuah celengan sebagai salah satu upaya. Celengan lucu berbentuk dan bergambar karakter yang disukai anak anda akan membuatnya bersemangat untuk mulai menabung. Anda bisa memantaunya saat anak anda menabung.


  • Tidak Menuruti Semua Keinginan Anak

Kebanyakan anak-anak pasti merengek meminta dibelikan mainan yang diinginkannya. Namun, tidak ada salahnya jika sesekali anda menolak secara perlahan sambil mengajarkan bagaimana cara memperoleh mainan tersebut. Anda bisa mengajarkan anak anda untuk menyisihkan sebagian uang jajannya dan ditabung ke dalam celengan, dan jika sudah terkumpul, anda bisa mengajaknya kembali untuk membeli mainan tersebut dengan hasil uang tabungannya.


Dengan begitu, secara tidak langsung, akan tertanam pada diri anak bahwa jika menginginkan sesuatu, maka harus berusaha terlebih dahulu. Namun demikian, anda harus mengajarkannya dengan nilai-nilai yang baik, misalnya dengan cara menyisihkan uang jajan, atau dengan cara membantu membereskan kamar tidurnya secara mandiri, atau mengerjakan PR tepat waktu, kemudian anda bisa memberinya uang jajan tambahan sebagai hadiah yang bisa disisihkannya lagi. Dengan begitu, anak akan lebih bersemangat melakukan kegiatan penuh manfaat tersebut sebelum mendapatkan keinginannya.


  • Mulai Menabung di Bank

Jika anak anda sudah mulai beranjak remaja dan sudah rajin menabung serta perlahan mengerti cara mengalokasikan keuangan dengan bijak, maka tidak ada salahnya jika anda mengajaknya untuk mulai menabung di bank. Anda bisa memberitahu terlebih dahulu mengenai manfaat serta konsep menabung di bank. Hal ini juga bisa menjadi pelajaran bagi anak untuk menabung lebih serius.


Anda bisa membuatkannya rekening khusus anak atau khusus pendidikan. Dengan begitu, fitur atau layanan yang tersedia juga sesuai dengan kebutuhan anak. Seperti bebas biaya administrasi dan setoran awal yang tidak terlalu besar.


  • Beri Hadiah Jika Anak Berhasil Menabung

Setiap anak pasti sangat senang bila diberi hadiah oleh orangtuanya. Maka dari itu, anda bisa memberikan hadiah saat anak anda telah berhasil menabung. Dengan begitu, anak anda pasti akan lebih bersemangat dalam menabung.


Anda juga bisa menargetkan kapan anda akan memberikan hadiah kepada anak anda. Misalnya, jika dalam satu minggu telah berhasil mengumpulkan sejumlah yang disepakati, maka anda akan memberikan hadiah kepadanya. Dalam memberikan hadiah pun juga tidak perlu yang mewah, anda bisa memberikan apa yang anak anda sukai, seperti coklat atau permen.


Itulah tips bagaimana cara membentuk pribadi gemar menabung pada anak. Walaupun kelihatannya mudah, namun dalam menerapkannya kepada anak-anak memang membutuhkan kesabaran serta ketelatenan. Karena pada dasarnya, menabung adalah hal penting yang harus diajarkan orangtua kepada anaknya agar kelak menjadi pribadi yang disiplin dan lebih menghargai uang.


Meningkatkan Kemampuan dengan Belajar Gak Ribet bersama QuBisa


"Nanti kalau anak-anak udah gede, kerjanya apa ya?" pertanyaan klise ini sering saya lontarkan pada suami.


Pillow talk saya dan suami memang random. Terlebih saya yang pikirannya kemana-mana, bahkan sampai memikirkan jangka terlalu panjang. Namanya juga ibu, ingin anak mendapat yang terbaik. Apalagi anak kami kini ada 2, cowok semua.


Mindset saya adalah cowok itu adalah tulang punggung keluarga. Jadi kudu dan bisa kerja, cari uang untuk keluarganya nanti. Jangan sampai jadi cowok begajulan tak tentu arah tujuan hidup, mau enak tapi tak mau susah, kan kasihan keluarganya. Bekerja bak cara meningkatkan personal branding sebagai cowok bertanggungjawab. Meski sejatinya cowok dan cewek sama saja sih, kalau cewek mau kerja juga yaa boleh-boleh saja.


Sekarang, di dunia yang serba digital ini, sudah ada kesetaraan. Mau cowok atau cewek yang kerja, silakan dan sah-sah saja. Yang namanya bekerja juga tak harus di luar rumah. Nyatanya sekarang banyak pekerjaan yang bisa diselesaikan meski di rumah saja.


Ingat kasus "babi ngepet" tempo hari? Hanya gara-gara melihat tetangganya tak tampak keluar untuk bekerja, langsung memberi cap negatif. Padahal banyak sekali pekerjaan yang menggunakan keahlian tertentu dan bisa diselesaikan lewat digital. Itulah mengapa disebutkan bahwa begitu pentingnya meningkatkan kemampuan untuk bersaing di dunia kerja. Mengingat kini pekerjaan juga tak harus bekerja secara "kasar" dan banting tulang. Nah upskilling dan reskilling lalu jadi penting untuk dilakukan.


Mengenal QuBisa

kursus online gratis
Kembali ke pertanyaan random, ada jawaban "Kerja apa saja  juga bisa. Enak kerja pakai keahlian. Main game sekarang juga bisa jadi pekerjaan, uangnya malah lebih banyak dibanding yang kerja kantoran," suami saya menjawab sekenanya sambil main game kesukaannya.


Hmmm... memang sih. Sekarang banyak cara untuk mendapatkan uang dari bekerja. Yang jadi masalah ialah soal memilih pekerjaannya. Akan lebih baik memang bila seseorang punya keahlian dan ketrampilan tertentu, dengan begitu setidaknya bisa membuat peluang pekerjaannya sendiri.


Ngomong-ngomong soal ketrampilan dan keahlian, kedua hal ini bisa diasah loh. Jadi tak hanya karena punya "bakat" saja. Nah beruntung saya kenal aplikasi praktis dimana memberi kursus online gratis pula. Namanya QuBisa, ini platform belajar online terbesar di Indonesia loh.


QuBisa ini bisa disebut aplikasi siap kerja juga. Sebab selain memberi kursus online gratis ternyata juga bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan diri dan digital nih. Aplikasi belajar online ini jadi bisa membuat kita lebih mengasah ketrampilan yang dimiliki sehingga kemudian jadi siap untuk masuk ke dunia kerja. Mau kerja yang di kantoran atau di rumahan, bisa semua. Kan aplikasi belajar online ini memang berisi banyak pilihan, cara belajar efektif yang bikin belajar gak ribet. Sehingga kemudian jadi bisa merangkap aplikasi siap kerja juga deh.


Kebetulan saya sudah mencoba sendiri. Saya ikuti kursus online gratis soal mengelola keuangan. Meski sudah hampir 5 tahun menikah, tapi saya awam soal keuangan keluarga. Selama ini masih belibet, banyak "miss" sehingga seringkali uang bulanan jadi kurang. Karena itulah saya jadi coba bisnis rumahan juga. Sayangnya keuangannya masih bercampur dengan keuangan rumah tangga.

aplikasi belajar online

QuBisa memang aplikasi belajar online yang praktis ya. Tak hanya teori secara tulis, tapi ada video edukatif yang menyenangkan disimak sampai akhir. QuBisa jadi alternatif cara belajar efektif, belajar gak ribet. Saya rasakan sendiri bagaimana meningkatkan kemampuan jadi menyenangkan. 


Kalau sudah punya keahlian, kan ini jadi cara meningkatkan personal branding. Terlebih di masa sosial media seperti saat ini, kalau saya sudah bisa punya keahlian soal mengatur keuangan kan bisa di-share di sosial media. Jadi ala-ala selebgram gitu. Hasil upskilling dan reskilling jadi bisa bermanfaat bagi orang lain juga.


QuBisa tak hanya jadi cara belajar efektif yang berbayar, sebab banyak loh pilihan kursus online-nya yang gratis. Durasi videonya juga tak terlalu lama, menonton sambil belajar gak pakai ngantuk. Banyak webinar juga loh. Ada webinar gratis yang menghadirkan pembicara terbaik mulai dari webinar soal bisnis, investasi, sales & marketing, digital, pengembangan diri, juga human resource dan masih banyak lagi.

aplikasi siap kerja

Selain itu di QuBisa juga banyak tantangannya. Asyiknya lagi tantangan ini berhadiah menarik! Seperti Liga PoinQu dimana ini merupakan kompetisi pengumpulan poin lewat beragam aktivitas pembelajaran dan check in harian di aplikasi dan website QuBisa. Bagi kalian yang suka menulis pengalaman, bisa berbagi bagaimana pengalaman dalam belajar bareng di aplikasi belajar online QuBisa dan ikutan kompetisi blog. Hadiahnya jutaan rupiah! Ditutup 10 Desember 2021 loh, jadi masih ada banyak waktu.


Langsung saja unduh aplikasi QuBisa yuk!

 - App Store: https://apps.apple.com/id/app/qubisa/id1538376387?l=id

- Play Store: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.qubisa


Proses registrasinya mudah. Tinggal isi data pendaftaran lalu cek email. Setelah itu bisa langsung kembali ke aplikasi QuBisa dan menikmati aplikasi belajar online yang menyenangkan ini. Belajar gak ribet, kemampuan bisa meningkat. Pokoknya upskilling dan resklling tak berasa susah. Apalagi QuBisa ini jadi cara belajar efektif.


Rasakan sendiri keseruannya belajar gak ribet bersama QuBisa!

kursus online gratis QuBisa


Permasalahan Penanganan Kusta di Masa Pandemi


Sedih sekali rasanya, pandemi tak jua usai. Padahal ini menjelang akhir tahun 2021, yang artinya sudah hampir 2 tahun kita semua terkungkung di permasalahan ini. Momok ini semakin nyata saat ada prediksi akan hadirnya pandemi gelombang ketiga yang diprediksi terjadi di akhir tahun nanti. Ah, sampai kapankah ini semua terjadi?

Padahal pemerintah sudah berusaha keras memupus permasalahan ini. Dari penggalakkan promosi kesehatan, perlakuan pembatasan kegiatan, hingga getol dalam vaksinasi. Namun langkah ini ternyata belum juga maksimal. Masih terlintas kisah pilu yakni beberapa bulan lalu, saat angka kejadian mereka yang terjangkit covid-19 sedang tinggi-tingginya, banyak tenaga kesehatan yang berguguran. Ya, merekalah garda terdepan dalam penanganan masalah virus yang pertama kali masuk ke Indonesia di awal Maret 2020 ini.

Tidak hanya tumbangnya banyak tenaga kesehatan, bahkan rumah sakit sempat kolaps. Instalasi Gawat Darurat tak bisa menerima pasien, pun kamar-kamar perawatan yang penuh pasien Covid-19. Sampai-sampai stok oksigen habis, bak barang langka dan sampai antre untuk mendapatkannya. Nah, masalah ini menjadi semakin pelik tatkala kemudian ada fakta yang menyebutkan bahwa rasio jumlah dokter Indonesia ternyata sangat rendah, yaitu 0,4 per 1.000 penduduk. Angka ini berarti hanya ada 4 dokter yang melayani sejumlah 10.000 jiwa penduduk. Angka ini kemudian semakin mengkhawatirkan dengan gugurnya sekitar 2000 tenaga kesehatan di masa pandemi.

Menurut dr Ardiansyah sebagai perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), “Rasio ideal menurut World Health Organization (WHO) adalah 1 per 1.000 pendududuk. Sedangkan pada saat ini Indonesia hanya punya sekitar 240 ribu dokter, dengan jumlah dokter umum ada 150 ribu. Nah kalau dibanding jumlah penduduk Indonesia sejumlah 270 juta, tentunya angka ini jauh dari keharusan yang 1 per 1.000 penduduk."

Miris ya. Ternyata jumlah dokter di negara kita begitu minim dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina, loh. Oiya fakta ini saya dapatkan setelah menyimak talkshow ‘Lika-liku Peran Dokter di Tengah Pandemi’ secara live di YouTube Berita KBR. Acara ini juga dapat didengarkan di 100 radio jaringan KBR seluruh Indonesia, 104.2 MSTri FM Jakarta, dan juga live streaming via website kbr.id. Talkshow interaktif ini dipandu oleh Rizal Wijaya sehingga kita bisa bertanya langsung via kolom chat di YouTube Berita KBR. Bisa juga bertanya via telepon bebas pulsa di 0800 245 7893 dan di WhatsApp di 0812 118 8181. Tidak hanya teman-teman disabilitas dan OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) yang bisa menyimak dan memberikan komentar, kita semua yang ingin belajar dan mengenal apa itu kusta dan permasalahan serta penanganannya dalam bergabung dalam talkshow ini.

Gara-gara pandemi dimana kemudian banyak tenaga kesehatan, termasuk dokter, berguguran maka muncul masalah di mana banyak kelompok terdampak. Salah satunya adalah para penderita kusta, yang ada beberapa kasus diantaranya jadi terpaksa putus obat dan tidak mendapatkan layanan seperti biasa, seperti saat sebelum pandemi. Karena pandemi pula dimana kemudian banyak terjadi keterbatasan gerak dan aktivitas, sehingga temuan kasus baru kusta jadi menurun. Hal ini karena terbatasnya pelacakan kasus, sehingga kemudian terjadi meningkatnya angka keparahan dan atau kecacatan.

Sekedar gambaran, kusta yang oleh orang awam disebut lepra, merupakan penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan. Kusta jugw dikenal sebagai penyakit Hansen atau Morbus Hansen. Penyakit ini ditandai dengan rasa lemah dan atau mati rasa di tungkai dan kaki, lalu timbul lesi pada kulit.


Kusta disebabkan bakteri bernama Mycobacterium leprae. Bakteri ini menular dari satu orang ke orang lainnya melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet), yang berupa ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin. Penyakit ini menular jika seseorang terkena percikan droplet dari penderita kusta secara terus-menerus dalam waktu yang lama. Sehingga bisa dikatakan kusta tidak dapat menular ke orang lain dengan mudah karena membutuhkan waktu lama agar bisa menyerang tubuh yang tertular.


Jadi seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman, duduk bersama, atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga tidak mudah ditularkan dari ibu ke janin yang dikandungnya. Namun hal ini masih belum banyak dipahami oleh orang kebanyakan sehingga perly sosialisasi lebih lanjut dan rutib. Salah satu sosialisasi yang gencar digalakkan ialah lewat Ruang Publik KBR yang bisa kita simak secara live ataupun via YouTube.


Nah dalam rangka Hari Dokter Nasional yang jatuh di tiap tanggal 24 Oktober, pada Jumat (29 Oktober 2020) lalu, Ruang Publik KBR yang dipersembahkan oleh NLR Indonesia menyajikan talkshow. Tema  yang diangkat adalah 'Lika-liku Peran Dokter di Tengah Pandemi’. Nah dalam talkshow selama sejam ini menghadirkan 2 narasumber, yaitu dr. Ardiansyah, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan dr. Udeng Daman (Technical Advisor NLR Indonesia).

Dijelaskan lebih lanjut oleh dr Ardiansyah, “Selain kuantitas yang belum sesuai standar WHO, masalah utama ialah kurangnya distribusi dokter ke daerah terpencil. Hal ini karena belum adanya jaminan kesejahteraan, keamanan, kesehatan, dan pendidikan bagi para dokter di daerah. Karenanya jadi dibutuhkan peran serta pemerintah dalam mencari jalan keluar untuk atasi kurangnya distribusi dokter di daerah."

Karena talkshow ini bersifat interaksi, maka saya pun mengajukan pertanyaan di kolom komentar YouTube. Saya menanyakan apakah penderita kusta ini bisa berobat di fasilitas kesehatan tertentu atau bagaimana. Sebab setahu saya kan seringkali penderita kusta datang ke fasilitas kesehatan dalam keadaan terlambat atau dalam keadaan cacat. Padahal setahu saya kan penyakit kusta ini dapat disembuhkan, jadi semestinya juga tanpa harus disertai kecacatan. Yang jelas memang kuncinya di pengobatan secara tepat dan tuntas, nah di manakah tempat pengobatan tersebut seharusnya diberikan?

Kata kata dr. Udeng Daman malah di daerah terpencil, kusta belum tereliminasi sempurna. Kalau berdasarkan data dari Kemenkes RI ada sekitar 110 kabupaten atau kota yang tersebar di 21 provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta. Artinya memang beberapa provinsi sudah berstatus tereliminasi, akan tetapi sebarannya masih belum tereliminasi. Contohnya daerah Jawa Barat dimana ternyata masih ada di 3 kabupaten, atau di Aceh di 1 kabupaten lagi. Kalau di 7 provinsi lainnya, misalnya Papua dan Papua Barat memang statusnya masih belum tereliminasi.

Nah perbedaan eliminasi kusta di setiap daerah ini tentunya tergantung pada faktor lingkungan, sanitasi, kepadatan penduduk, sosial ekonomi, dan perilaku hidup sehat. Pun pada tantangan stigma negatif di masyarakat. Selain masih kurangnya kesadaran penderita untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, para penderita kusta punya perasaan takut dan malu, hingga kemudian penderita kusta akan menyembunyikan diri dan tidak mau keluar rumah untuk berobat. Kalau sudah begini tentu tak akan terlacak, kemudian jadi tak bisa mengobati secara dini.

Menjawab pertanyaan saya, dr Udeng Daman menyebutkan bahwa pelayanan kusta dapat diakses di semua fasilitas kesehatan terdekat, baik di negeri maupun swasta. Bahkan dokter praktek baik di daerah endemik atau bukan semestinya juga bisa melayani. Nah obatnya diberikan secara gratis di Puskesmas, sehingga diberi rujukan dari dokter yang memeriksa untuk lanjut ke Puskesmas. Dengan demikian diharapkan kesadaran untuk deteksi dini terhadap kusta semakin baik dan meningkat.

Pemberantasan kusta bukan hanya tugas tenaga kesehatan, utamanya dokter saja. Tapi kita semua bisa berperan dalam penanganan masalah ini. Dengan semua pihak yang saling bersinergi maka tidak mungkin di 2024 nanti akan tercapau eliminasi kusta di Indonesia. Bahkan dr. Udeng Daman menutup dengan pesan, “Tidak hanya tereliminasi tetapi penanganan kusta juga harus mencapai 3 zero. Ketiganya ini yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas), dan zero exclusion (nihil eksklusi)."

Yuk ikut sebarkan informasi ini. Beri pesan pada penderita kusta yang kita kenal kalau berobat di Puskesmas itu obatnya gratis. Dengan pengobatan tuntas, pendeteksian dini kusta tak akan berujung kecacatan. Memang pengobatan kusta itu lama, namun  jangan sampai menyerah. Selain dokter, kita sebagai warga biasa juga bisa berperan penting dalam pemberantasan penyakit kusta.