Novel "Oda Nobunaga 2"

Judul: Oda Nobunaga 2, Sang Penakluk dari Owari
Penulis: Sohachi Yamaoka
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Kansha Publishing
Cetakan: 1, Desember 2013
Tebal: 453 halaman
ISBN: 978-602-17961-4-6

Nobuyuki -adik Nobunaga- beserta kelompoknya telah menentukan waktu untuk membunuh Nobunaga yang dikabarkan sakit parah. Selain harus menghadapi adiknya, Nobunaga pun harus menghadapi pasukan Tokugawa Ieyasu dan Imagawa Yoshimoto yang memiliki pasukan sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan Nobunaga. Kini, tanpa dukungan mertuanya yang telah diserang sehingga harus menyerahkan kastelnya, Nobunaga harus menghadapi musuh dari emat penjuru.

Bagaimana Nobunaga menghadapinya?

Buku kedua  ini akan membuat kita hanyut dalam kisah asmara dan cara ‘gila’ Nobunaga menghadapi para musuhnya.


Sudah membaca resensi Oda Nobunaga 1 yang saya tulis sebelumnya?

Kisah si Bodoh dari Owari ini semakin seru saja. Di usianya yang ke-27 tahun, Nobunaga tumbuh menjadi pemimpin dengan kecerdikan yang tiada tanding. Walau banyak anggota klan Oda yang mendukung Nobuyuki, namun satu per satu akhirnya terpikat dengan pesona kecerdikannya. Salah satunya ialah Sakuma Daigaku. Awalnya, Daigaku mengira bahwa hidup Nobunaga hanya dihabiskan untuk bersenang-senanqg dengan ketiga selirnya hingga terjadi kekacauan di dalam rumah tangganya. Namun ternyata ... semuanya baik-baik saja.

Pada halaman 25 tertulis, Sakuma Daigaku baru memahami mengapa mendiang Tuan Besar Nobuhide tidak ingin menyingkirkan Nobunaga dari kedudukan sebagai pewaris tahta. Mengapa Hirate Masahide mengandalkan Nobunaga pada saat terakhir, mengapa Putri Noh yang begitu cerdas tetap menuruti Nobunaga. Kini dia pun tertarik pada Nobunaga.

Nobunaga mengajari Daigaku sebuah strategi agar bisa menang dalam peperangan. Ia meminta Daigaku membangun kubu pertahanan di Nazuka, dibangun 2 hari sebelum musuh datang. Sehari sebelum penyerangan, hujan lebat turun dan membuat musuh mengira bahwa kubu pertahanan yang dibangun tidak akan selesai dan dapat dirobohkan bersamaan dengan memanen padi. Ternyata ... malah pihak musuh yang kalah dengan cara tak terduga. Wow!

“Aku ... aku ... salah menanggap Tuan Nobunaga. Aku ini ... buta,” kata pihak musuh di halaman 51.

Banyak yang mengira bahwa Nobunaga pasti akan menghabisi nyawa adiknya. Hingga sang ibu, Nyonya Koririn, memohon ampunan bagi Nobuyuki. Ini merupakan siasat, sebab walau keduanya anak kandung tetapi Nyonya Koririn lebih memihak pada Nobuyuki. Nyatanya, walau bagaimana pun memang Nobunaga lebih berhak memegang tahta yang sekarang. Nobuyuki yang terlampau tingggi menilai dirinya, akhirnya mati dengan cara mengenaskan.

Pada buku kedua ini, lebih banyak dipaparkan kisah peperangan. Mungkin memang sengaja dibuat sebagai satu catatan tentang bagaimana langkah Nobunaga untuk bisa menguasai Jepang. Pada masa pemerintahan Nobunaga, wilayah Owari sangat aman. Bahkan penduduk bisa tidur nyenyak di malam hari tanpa mengunci pintunya. Keren!

Pada salah satu peperangan, banyak keraguan kalau Nobunaga bisa menang. Pasukannya yang hanya 4000 akan melawan 40.000 pasukan musuh. Di saat yang seharusnya memimpin rapat untuk rencana peperangan, setiap malam Nobunaga malah keluar kastel untuk menari bersama para petani. Banyak anak buahnya yang dibuat kesal, namun ternyata ada siasat perang yang telah dipersiapkan oleh Nobunaga. Lagi-lagi ... siasat tak tertebak!

Sayang sekali ... kisah asmara Nobunaga beserta 3 selirnya tidak dijabarkan lebih jelas. Tidak seperti di dalam buku 1 di mana ada kisah awal mula perjumpaannya dengan Putri Noh hingga masa bulan madunya, di dalam buku kedua ini hanya diceritakan bahwa Nobunaga telah berselir dan kemudian memiliki keturunan. Putri Noh tetap memegang peranan penting di dalam hidup Nobunaga, sang belahan jiwa yang sangat memahami watak dan strategi sang suami.

Sepertinya ... masih ada kelanjutan dari buku kedua ini. Nobunaga telah mendekat pada Shogun Yoshiteru, penguasa Istana Keshogunan. Ia yang bertekad untuk setia pada Kekaisaran Jepang berencana membantu Shogun. Namun masih ada banyak hal yang beum diselesaikan. Juga konflik yang terjadi di Mino, apa yang akan dilakukan oleh Tatsuoki, keturunan Mamushi? Ah ... semakin membuat penasaran.



Novel "Oda Nobunaga"

Judul: Oda Nobunaga, sang penakluk dari Owari
Penulis: Sohachi Yamaoka
Penerjemah: Ribeka Ota
Penerbit: Kansha Publishing
Terbitan: 1, 2013
Tebal: 463 halaman
ISBN: 978-602-17981-1-5

Oda Nobunaga berusia 15 tahun dan telah menjadi penguasa Kastel Nagoya. Namun, tingkahnya yang kasar dan urakan membuatnya dijuluki si Bodoh dan tidak disukai para petinggi klan Oda. Mereka menginginkan Nobuyuki, adiknya, yang menjadi ketua klan dan mau tidak mau Oda Nobunaga harus disingkirkan.

Di balik tingkahnya yang urakan, Oda Nobunaga menyimpan kecerdasan dan ambisi untuk mempersatukan Jepang di bawah kepemimpinannya.

Buku pertama ini mengisahkan masa remaja Oda Nobunaga, pertemanannya dengan Tokugawa Ieyasu, kisah cintanya dengan Putri Noh, serta bagaimana dia mengatur strategi untuk menghadapi para penantangnya.


Kadangkala ... jenius itu beda tipis dengan idiot. Bahasa halusnya ... bodoh.

Mungkin anggapan demikian pantas ditujukan pada Oda Nobunaga. Ia yang merupakan Tuan Muda Kipposhi melakukan berbagai hal yang sangat berbad dengan orang lainnya. Terlalu aktif, hingga dikatakan sebagai anak aneh. Padahal Nobuhide, ayahnya, terkenal bijaksana. Sedangkan ibunya yang berasal dari klan Dota juga terkenal kecerdasannya. Banyak orang yang meragukan apakah bisa bocah sepertinya menjadi pemimpin di masa mendatang?

Bocah dengan rambut seperti pengaduk teh itu pernah memimpin pertandingan sumo anak-anak perempuan. Dengan angkuh, dia berkata, “Saat ini masa peperangan. Walau perempuan, kalian harus kuat. Jangan lupa, pemenang hari ini akan kujadikan selir. Untuk melahirkan anak yang kuat, ibunya harus kuat, jangan cengeng!”

Kalau direnungkan, kata-kata tersebut benar maksudnya walau caranya berbeda. Namun ternyata belum banyak yang mengerti maksudnya, hingga utusan dari Negeri Mino menganggapnya benar-benar bodoh. Hirate, pengasuh Oda Nobunaga sejak kecil, bahkan tidak yakin apakah penguasa Negeri Mino masih berminat mengangkatnya menjadi menantu. Yang diragukan malah tertawa, ia yakin caranya benar dan berani bertaruh kepala kalau sampai pernikahannya batal.

Benar saja. Akhirnya Oda Nobunaga menikah dengan Putri Noh, anak Mamushi, penguasa Negeri Mino. Awalnya bertujuan agar bisa mengikat dua negeri, Owari dan Mino. Namun siapa sangka hal tersebut ialah taktik Mamushi agar dapat merebut Owari suatu hari nanti.

Noh yang terkejut pada perkenalan pertama kalinya dengan Nobunaga, merasakan bahwa suaminya bukanlah orang bodoh. Ia cerdas, bahkan selanjutnya Noh pula yang menjadi tempat Nobunaga untuk berdiskusi tentang banyak hal. Noh kerap memuji Nobunaga dalam surat yang ia kirimkan pada ayahnya, hal yang membuat Mamushi makin geram hingga akhirnya mengundang Nobunaga. Burukkah penyambutannya?

Begitu banyak konflik dio dalam klan Oda. Salah satunya Nobuhide yang terus didesak agar Nobuyuki yang menjadi penerusnya. Juga berbagai dilema budak cinta yang memakan banyak jiwa. Perselingkuhan Kariha, salah satunya.



Saya suka dengan karakter Oda Nobunaga. Ia sosok yang ceplas-ceplos, tetapi tiap kalimatnya juga mengandung banyak teka-teki. Seperti ketika ia mengirimi surat pada selir ayahnya yang termuda, Nyonya Iwamuro. Sempat membuat desa-desus yang tak mengenakkan, padahal sejatinya hanyalah peringatan untuk sang Ayah. Juga tentang pembakaran di Kiyosu yang hanya dapat ditebak artinya dengan tepat oleh Putri Noh, belahan jiwanya.

Namun sayang, ia baru bisa berubah saat Hirate melakukan bunuh diri. Ia merasa lebih bersedih atas kematian pengasuhnya daripada sang ayah. Ia sudah mengenal keburukan ayahnya yang sering ia peringatkan namun tak diindahkan, sedangkan Hirate dikenalnya sebagai sosok yang berpikiran panjang. Di balik perubahannya, Putri Noh merasa terganggu dan malah ingin Nobunaga terus menjadi suaminya yang suka mengupil sambil berbaring di lantai.

Segala hal memiliki 2 sisi, baik dan buruk. Seperti pada novel ini, terlalu banyak tokoh dan tempat yang ditampilkan membantu pembaca dalam membayangkan bagaimana keadaan Jepang di tahun 1500-an Masehi. Tapi juga bingung sehingga harus dibaca secara perlahan dan seksama. Di dalam novel setebal ini tidak terlalu banyak kosa kata bertele-tele yang dipakai, sesuai dengan gaya Nobunaga yang to the point sehingga dapat dirinci bagaimana kehidupannya hingga usia 22 tahun.

Alur maju yang ditampilkan, dengan sudut pandang orang ketiga memudahkan pembaca dalam memahami dan ikut menebak bagaimana arti dari siasat yang dilontarkan Nobunaga. Juga ikut was-was merasakan taktik lawan yang juga tak kalah pintar.  Pipi pembaca ikut merona akibat rayuan Nobunaga yang manis, walau tidak segombal para perayu ulung. Ia memiliki cara tersendiri dalam merengkuh jati sang istri, juga menarik hati mertuanya.

Hanya sedikit catatan kaki yang digunakan. Kebanyakan istilah langsung dijelaskan pada kalimat setelahnya. Misalnya seppuku, yakni bunuh diri dengan mengiris perutnya secara bersilangan. Tapi juga ada yang terselip, seperti istilah naginata yang tidak ada penjelasannya.

Oda Nobunaga benar-benar sosok yang cerdik. Di usia yang belia, ia sanggup membuktikan bahwa ia mampu menjadi penerus ayahnya. Begitu banyak penentang, tapi ia tak gentar. Novel ini benra-benar mengupas habis tokoh paling kotroversial dalam sejarah Jepang. Menakjubkan!

Lalu apakah benar ia mampu menaklukkan Owari? Lalu bagaimana akhir dari pemberontakan yang tragis? Benarkah hanya Putri Noh satu-satunya cinta di hati, tak berminatkah Nibunaga mengambil selir? Jawaban lengkapnya ada di dalam buku Oda Nobunaga ke-2.

“Kenapa aku bisa begini sayang pada Tuan? 
Padahal orangnya aneh sekali ...”

Putri Noh




Novel "Ikunenmo"

Judul: Ikunenmo, bertahun-tahun rasaku bersamamu
Penulis: Vindy Putri
Penerbit: Gaca
Terbitan: 1, 2013
Tebal: 172 halaman
ISBN: 978-602-7933-09-5

Ito-Kun ... jangan lagi kau khawatir padaku. Aku bisa tanpa bantuan Aikawa. Karena aku punya banyak teman. Aku gadis pintar sekarang. Jadi, maaf aku memecat Aikawa sebagai pelindungku meski ia bertugas untukmu.

Karena dirimu aku mampu mengubah segalanya. Terima kasih atas cintamu, Ito-Kun. Aku sangat mencintaimu. Bukan Hashizume-sensei, juga bukan Aikawa-Kun. Belum ada yang bisa menggantikanmu ...

Terkadang, cinta itu membutuhkan pengorbanan. Kau berkorban untukku, dan aku pun berkorban untukmu. Semoga aku dapat merasakan cinta yang tak kalah indah. Tapi entah, mungkin butuh bertahun-tahun lagi untuk bisa melupakanmu, Ito-kun.


Cover kuning dengan lingkaran berilustrasi seorang gadis yang melepas (atau terlepas?) cintanya. Tampak seperti rembulan, dengan sakura yang menghiasinya. Kesan Japanese Teenlit melekat kuat, terlebih dibuka dengan salam semangkuk mochi hangat.

Fujita Makoto adalah gadis yang tidak begitu pintar. Ibunya mengharapkannya bisa lanjut ke sekolah negeri yang bagus hingga nantinya bisa bekerja di perusahaan ternama. Ia diharapkan bisa menjadi tulang punggung keluarga setelah kehilangan ayah dan juga kakak lelakinya.

Ia akhirnya bisa masuk Heianjogakuin High School. Letaknya cukup jauh, di Shai Nishi Dori. Tapi bukan itu masalahnya, hanya bagaimana caranya agar ia bisa pintar. Ia selalu ingin bunuh diri karena malu. Kadangkala tidak ada lagi alasannya untuk tetap hidup, selain hadirnya Ito-kun yang dicintainya.

Di masa SMP-nya, ada 2 orang yang mau berteman dengannya. Selain teman sebangkunya, ada Kaito Kousei yang dipanggilnya Ito-kun. Kaito berjanji akan memintanya jadi pacar kalau nilai Fujita lebih baik dari semester berikutnya. Hingga kemudian  keduanya jadian saat baru lulus SMP. Selain mencegah Fujita untuk mati karena putus asa, Kaito jua yang selalu memintanya agar menuruti keinginan ibunya untuk meneruskan bersekolah di Heianjogakuin High School. Untuk alasan itulah kemudian ibu Fujita mengizinkan mereka meneruskan pertemanannya.

Sayangnya masa di sekolah menengah Fujita hanya bisa dilaluinya sendiri. Tanpa Kaito yang tidak bisa bersekolah karena penyakitnya. Fujita selalu berbahagia ketika bel pulang sekolah, sebab ia akan bertemu dengan Kaito. Disempatkannya mampir ke supermarket di kawasan Karasuma Dori untuk membeli Chitose Ame, permen kesukaan Kaito. Ia berharap dengan memakan permen 1000 tahun itu, Kaito bisa sembuh dan berbahagia.

Masalah datang saat ibu Fujita memutuskan memanggil guru privat untuk membantu Fujita lebih memahami pelajaran sekolahnya. Waktu senggang Fujita jadi berkurang, ia harus mengatur waktu untuk bisa berkunjung ke rumah Kaito. Dilontarkannya alasan mencari udara segar di tengah waktu belajarnya, padahal ia lari ke rumah Kaito hingga sepatunya rusak. Awalnya ibunya mengizinkan, tapi lama-lama jadi curiga dan memarahinya.

Kondisi kesehatan Kaito kian buruk, sementara persediaan Chitose Ame di toko-toko telah berkurang. Fujita menggantinya dengan permen jahe. Tiap berkunjung, ia membawakan banyak permen agar Kaito bahagia. Hingga sebuah rahasia terkuak, bahwa permen itu tidak pernah dimakan Kaito, bahwa permen itu malah memperburuk kesehatannya karena Kaito tidak hanya menderita leukimia.


sedih bacanya

Kisah yang mampu membuat airmata saya berderai ini dikemas dengan bahasa ringan yang menggunakan sudut pandang orang pertama. Pembaca jadi lebih bisa mendalami perasaan Fujita sebagai siswi yang tersingkirkan karena kebodohannya. Juga mengerti bagaimana rasa cintanya serta peran Kaito dalam kehidupannya. Kisah ini bukan saja tentang kisah cinta remaja, tetapi tentang bagaimana budaya Jepang yang ditonjolkan di dalamnya.

Sayangnya, konflik dirasa terlalu singkat ketika ditutup dengan meninggalnya Kaito. Begitu cepat penggambaran kehidupan Fujita selanjutnya serta bagaimana hubungannya dengan Aikawa dan Hashizume-sensei. Andai bisa lebih panjang dan rinci lagi, pasti lebih menarik. Apalagi apabila ditonjolkan bagaimana kenangan dengan Kaito yang mampu menjadi penyemangat hidupnya di masa selanjutnya.

“Apa kau tak mau mencoba membuka kembali pintu hatimu itu?
“Sudah. Tapi ternyata saya belum bisa.”





Film-film Tentang Kepercayaan

www.kata-artha.com ---


"Allah tidak melarang kamu berbuat adil kepada orang kafir yang tidak memusuhimu." 
(QS Al Mumtahanah ayat 8)

film Tanda Tanya
"Kasihilah sesamamu, seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.'' (Matius 22: 36 - 40)

"Cinta sejati tidak pilih kasih, tak bersyarat, tak melekat, dan selalu ingin berbagi pada sesama." (Budhist)

"Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini, tapi di jalan setapaknya masing-masing. Setiap manusia berjalan, sendirian. Berjalan, berlari, dan sesekali berhenti. Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama, mencari suatu hal yang sama, dengan satu tujuan yang sama, hingga semakin dekat ke tujuan, manusia menyadari, di sepanjang jalan setapak yang sudah dilewatinya, ia takkan pernah benar-benar sendiri. Manusia selalu bersama apa yang ia cari, bersama tujuannya, yaitu: Tuhan."

Itu tadi adalah kutipan dari film Tanda Tanya (?) besutan sutradara kondang Hanung Bramantyo. Sebuah film yang menceritakan warna kehidupan beragama Nusantara beserta konfliknya, realita dalam masyarakat kita : mencari kesalahan suatu agama, dibesar-besarkan dan dianggap masalah. Padahal agama apapun tidak menghendaki adanya pertikaian, agama apapun menghargai setiap perbedaan dan agama apapun tidak meminta untuk memusuhi yang berbeda dengan mereka.

Film CinTa
“Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, yang kami sembah dengan berbagai cara, terima kasih atas berkat yang Kau berikan. Jauhkan kami dari percobaan. Aamiin.”

Doa tersebut diucapkan bersamaan oleh Muslim dan Kristiani dalam filn Cin(T)a, film indie favorit di tahun 2009. Film favorit saya, juga teman-teman seasrama waktu kuliah.

Muncul sebuah tanya, “Mengapa Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, bila Tuhan hanya ingin disebut dengan satu cara?”

“Itulah kenapa Tuhan ciptakan cinta, biar beda-beda tetap nyatu,” jawab Cina, salah satu tokoh utama dalam film produksi Sembilan Matahari Film dan Moonbeam Creations ini.

Kusebut film filsafat. Ada banyak dialog yang tidak boleh kita serap mentah-mentah, fatal. Bukalah hati, luaskan pandangan saat menikmatinya. Seperti pada dialog Cina yang diperankan Sunny Soon, “Kaya’ anak muda jaman sekarang,  menguasai filosofi barat tak ada kedalamannya. Kalau tahu sedikit malah bahaya bisanya malah jadi ateis!”

Jika mau belajar filsafat terutama filsafat teologi, jangan cuma setengah setengah jadinya malah ateis. Membandingkan ini-itu, menanyakan ini-itu, akhirnya meremehkan eksistensi Tuhan, melogikakan yang seharusnya tidak dilogika. Ingat, manusia terbentuk dari dua unsur: akal dan perasaan. Pun tidak semua hal bisa kita lihat secara nyata.

Annisa, tokoh wanita, menyahut, “Lo kira kenapa Tuhan nyiptain ateis? Capek tahu disembah dan dipuja setiap saat.”

Tetapi menurutku ... Ateis bukan kehendak Tuhan. Yang menjalani hidup adalah manusia, memiliki takdir tetapi dapat diubah. Manusia berhak memilih jalan yang dikehendaki, baik buruk. Berhak memiliki patokan, ingin surga atau sekedar menjadi 'manis'. 

Diceritakan bahwa Saira Jihan yang menjadi Annisa merupakan mahasiswi tingkat akhir yang 3 kali TA sebab kesibukannya di dunia keartisan. Ia cantik, tetapi kesepian. Tidak ada yang mau berteman dengannya, iri dengan kelebihannya. Dan dia merasa bahwa Tuhan sepertinya yang letih sebab banyak yang ‘mengejarnya’ demi sebuah tujuan: surga. Ini menurutku, setelah mengecap film ini belasan kali dengan air mata yang luruh.

buku pinjaman dari redaksi salah satu koran di Jogja
Setahun lalu, saya mendapatkan buku yang WOW! Masih berkaitan dengan Tuhan dan tuhan. Tafsir Gatolotjo, pernah dimuat di Tabloid POSMO tahun 1999. Katanya ini karya kontroversial, tentang pencarian hakikat hidup dan Sang Pemberi hidup. Adalah Gatolotjo, lelaki buruk rupa dan tingkah laku. Ia pandai berfilsafat, sehingga menantang siap saja yang ditemuinya dengan cara arogan. 

Istilahnya suka mencari gara-gara.
Nama ini secara harfiah sama artinya dengan darmogandhul, identik dengan lingga  atau kelamin laki-laki. Saya orang jawa, tapi tidak mengerti maksudnya. Mungkinkah bahasa jawi? Disebutkan lambang ini biasa dipakai di kesusastraan Jawa sebagai simbol wadi, hati nurani.

Pada bagian awal dikisahkan sang tokoh bertemu 3 kyai dari pondok Rejasari, namanya Abdul Jabar, Ahmad Arif dan Abdul Manap. Yang saya herankan, walau memang Gatolodjo berfisik ‘tak layak’ namun apakah pantas seorang yang disegani berucap, “Astagfirullah. Itu manusia atau bukan?” saat memandangnya. Dari sini saya langsung ‘mencep’, ini namanya belum paham agamanya. Menjelek-jelekkan ciptaan Tuhan itu tidak boleh, Kawan.

Terlebih saat sang tokoh menyebut namanya, muncul komentar, “Bedes elek (kera jelek), nama itu tidak lumrah seperti layaknya manusia. Namamu itu haram.” (hal 9)

“Mukamu seperti musang. Mengapa kau mengaku benar-benar pria?”

Kontan Gatolodjo mengucap, “Picik betul pandanganmu. Seumpama saya mandi air, badanku ini sudah terisi air ... Maka jika ingin bersih, badanku justru kugosok dengan tanah, karena aslinya memang dari tanah.” (hal 11)

Fisik manusia bukan sang manusia yang meminta, namun Tuhanlah yang memberi. Jelek, cantik, manusia tidak ditanya ingin jadi apa saat masih berusia 40 hari. Takdir Tuhan yang terbaik, manusia tidak berhak mencaci rupa dan bentuk yang telah tercipta. Jika tetap demikian, artinya mengingkari kun Yang Kuasa.

Ada teka-teki, di antara posisi dalang, wayang, layar dan lampu blencong, mana yang lebih tua?

"Layar ibarat raga. Wayang sukma sejati. Dalangnya Rasulullah. Lampu blencong merupakan petunjuk hidup, Tuhan. Sinar kehidupan menerpa badan, luar dalam. Allah yang mencipta." (hal 16)

Tokoh Gatolodjo dikisahkan sebagai yang tidak mau menerima kehadiran Islam. Ia menganggap bahwa manusia telah memiliki Tuhan tersendiri sebelum panggilan Allah yang berasal dari Arab, wilayah lain, muncul. Ia menganggap bahwa orang yang mengingkari agama sebelumnya dianggap kafir. Saya sebagai yang bukan terlahir di masa lalu, tidak bisa menyalahkan. Sebab saya juga tidak mengenal Tuhan masa animisme dinamisme. Walau Tuhan juga tidak mungkin berganti masa, berbeda  antara Tuhan yang dulu dan sekarang, tetapi bagiku tidak perlu dipermasalahkan. Tuhan tetaplah Tuhan, mana yang kau yakin pemilikMU.

Saat Gatolodjo mengoceh panjang lebar, yang berhadapan dengannya, saat itu seorang penyabit, berniat menusuknya sebab dianggap membahayakan dan merusak agama.
“Agama tidak bisa dirusak. Sebab takdir Hyang Widi, agama adalah agemaning aji. Kalau hanya masuk di lisan, itu yang sanggup merusak agama. Agama itu bebas, sesuka orang hidup. Biar agama Cina jika tulus lahir batin, sungguh akan diterima,” selorohnya. (hal 24)

Dalam buku setebal 90 halaman ini, pemberian tauhid ada 2 perkara: karena konsisten dan takut. (hal 83) Orang takut berpindah agama sebab dianggap kafir dan masuk neraka. Ada juga yang takut diajuhi oleh sanak saudara dan lingkungan. Padahal bagaimana manusia bisa tetap bersama agama yang dipilihnya ialah berdasar kata hati. Bila memang suka setulusnya, maka akan setia, suka duka.

Dan bagaimana kemunculan imanmu itu? Jawabnya bersamaan dengan kepasrahan hati. Ini kunci yang sempurna, untuk menuju pada kesempurnaa hidup manusia. (hal 84)

Entah disengaja atau tidak, orang Islam  di sini  'kasar'. Ulama tetapi sempit pemikirannya. Atau mungkin sekadar penggambaran masih banyak yang demikian, berilmu, sombong dan lupa kodratnya. Namun bagian yang akhirnya terpetik adalah bahwa kebenaran sejati merupakan kebenaran di jalan Tuhan, Allah bagiku. 

Perbedaan agama bukan untuk dipermasalahkan. Perbedaan ada untuk saling mengisi dan menghargai. Toleransi itu pasti, sebab Tuhan yang memberi. Indonesia ialah negara Bhinneka, bukan satu agama yang boleh berkuasa. Sebab agama itu keyakinan diri. Urusan Tuhan dan pribadi, bukan untuk dicaci-maki sesama peminta rezeki.



Sebuah Persembahan Cinta

Sudah pernah baca E-book @SenyumSyukur edisi sebelumnyatentang #YatimBahagia? Kalau belum, baca duluya. Bisa diunduh gratis juga, kok.


Awal tahun ini, ada E-book terbaru judulnya Ibu dan CintaSebuah Persembahan Cinta. Ini adalah persembahan khusus bagi Ibu @SenyumSyukur yakni: Ummi Khadijah sang ibu kandungMama Aminah sang ibu susu dan bunda Sartje sang ibu angkat. Kita boleh membaca tulisannya karena memang diperuntukkan pula bagi kita, para Sahabat @SenyumSyukur. Tulisannya begitu menggugah kecintaan kita pada orang tua, terutama Ibu.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
(QS. Al-Israa': 23-24)

Dibuka dengan kisah Abdullah Bani'mah yang lumpuh pada usia ke-19 tahun. Suatu hari ia bertanya pada jamaah yang ditemuinya, siapa yang mau menjadi lumpuh sepertinya. Tentunya tidak ada yang mau, bahkan kita saja tidak ingin kenikmatan hidup ini berkurang dengan adanya kekurangan di tubuh, bukan? Tapi ternyata ... ada seorang yang ingin menjadi sepertinya dan berkata, ”Wahai Abdullah, bersyukurlah kau masih mempunyai ayah dan ibu, sedangkan kami semua adalah dua puluh lima anak yatim (sejak kecil). Tidak ada di antara kami yang benar-benar bisa bahagia. Setiap hari yang kami lewati selalu dipenuhi dengan kesengsaraan. Ketika tiba hari-hari bahagia, rasanya sama saja. Bulan Ramadhan berganti dengan Idul Fitri, tetap saja terasa hambar.”

Subhanallah ...

Ibu adalah gambaran cinta yang sangat luar biasa, satu kata yang penuh keajaiban. Saat mengandung, melahirkan, merawat, dan membesarkan, rasanya rasa cinta itu tak pernah berkurang, dan keajaiban-keajaiban itu senantiasa ada dan terus bertambah.

Tiap kali bicara tentang Ibu, hati saya terenyuh. Pikiran saya langsung tertuju pada sosok Mama, wanita yang sangat saya sayang. Kalau dipinta berkisah tentangnya via tulisan, saya masih mampu. Tapi ketika diminta berkisah secara lisan, entah mengapa saya selalu beruraian air mata. Saya merasa belum menjadi anak yang membanggakan beliau. Saya malu ... sedih dan merasa jadi anak yang tidak berguna. Mungkin itu sebabnya saya gagal di wawancara akhir kelulusan bidan RS Dr Soetomo, sebab saya diminta berkisah tentang keluarga dan saya tidak bisa membendung air mata. Saya teringat Mama, bagaimana berat hidup dan ketabahan hatinya.

Dulu, saya kurang dekat dengan Mama. Saat remaja, saya banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Saya yang memiliki banyak perbedaan pendapat dengan Mama jadi sering cek-cok, ngambek dan bahkan sering tak saling tegur sapa. Apalagi saat itu saya sudah bisa cari uang sendiri dengan bekerja sampingan sebagai wartawan sekolah. Saya jarang meminta. Karena merasa bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, saya jadi jarang berkomunikasi dengan Mama. Pokoknya saya jadi pembangkang.

Awal dekat dengan Mama, saat kuliah. Mungkin juga karena saya masuk kebidanan, saya jadi tahu bagaimana perjuangan seorang ibu dalam merawat janin, melahirkan dan merawat bayinya. Penuh kasih, sabar dan selalu dengan senyum yang menghiasi wajahnya. 

Intinya ... kasih Ibu sangat indah. Manusia lain tidak akan bisa memberikan cinta setulus cinta Ibu. Sebagai anak, kita juga tak akan bisa membalas segala kebaikan dan pengorbanan Ibu. Karenanya ... saya pernah berujar kalau cinta saya pada Mama hanya sebesar debu. Sebab walau bagaimana pun, tidak akan bisa membalas segala jasanya.


Bersyukurlah bagi yang masih punya Ibu. Berbaktilah ...
Bagi yang sudah kehilangan Ibu, jangan sedih. Doakan Beliau ... Beliau pasti bangga punya anak sholeh/sholekha sepertimu ...
Bagi yang sedang kesal pada Ibu, minta maaflah ... Kalau gengsi, buatkan saya segelas teh hangat dan beri tulisan, “Maafkan aku, Ibu ...”.

Sekali lagi hidup tanpa orangtua itu sungguh sangat tidak mengenakan,
tapi lebih tidak mengenakan lagi ...
punya orangtua namun hanya menyianyiakan mereka,
punya orangtua namun tidak bisa membahagiakan mereka,
punya orang tua namun selalu menyakiti hati mereka,
punya orangtua tapi selalu membuat mereka kesal, marah, dan menangis,
punya orangtua namun lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman,
punya orangtau namun tak pernah membalas kebaikan mereka meskipun hanya dengan kecupan hangat dan ucapan terimakasih,
punya orangtua namun tak pernah mendoakan mereka,
punya orangtua namun tidak bisa
membuat dirinya masuk ke dalam surga.

Kawan, jika belum bisa membahagiakan,
minimal jangan buat mereka bersedih!
Jika belum bisa memberi uang, minimal jangan menjadi beban!
Jika belum bisa mengukir senyum,
minimal jangan buat mereka menangis!

Kawan, sesuatu yang berharga kadang baru terasa saat ia telah tiada.
Jangan sampai kesadaran itu datang saat mereka telah pergi meninggalkanmu.
Selamanya!


Silakan unduh E-Book @SenyumSyukur yang berjudul Ibu dan CintaSebuah Persembahan Cinta di blog www.senyumsyukurbahagia.blogspot.com
Semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi.



Kumcer "After School Horror"

Judul: After School Horror, kisah nyata hantu di sekolah 
Penulis: Nana R. Pratiwi
Penerbit: Bukune
Cetakan: 1, 2013
Tebal: viii+164 halaman
ISBN: 602-220-102-0


Hujan turun deras dan motorku sulit untuk di-starter. Aku bimbang, ingin bolos tapi rasanya harus tetap les. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Dalam perjalanan, di tikungan yang gelap, sebuah mobil muncul dengan kecepatan tinggi.

Aku terlambat menyadari kedatangannya. Kubanting setang motor ke kiri untuk menghindari tabrakan. Tapi percuma. Aku terjatuh dan kepalaku terbentur pembatas jalan dengan sangat keras. Darah segar mengalir dari kepalaku, tubuhku terasa lumpuh seketika. Sakit sekali rasanya. Sedikit demi sedikit rasa dingin menjalar ke seluruh tubuhku .

Prita tidak bisa melanjutkan membaca surat yang ditulis Lydia, muridnya. Bulu kuduknya bergidik. Bagaimana mungkin Lydia bisa hadir di kelas dan menulis surat itu, padahal dia sendiri sudah menghembuskan napas terakhir di perjalanan?

Kisah horor dan seram banyak terjadi di sekitar kita, tidak terkecuali ketika kita mencari ilmu di bangunan kampus tua, sudut-sudut kelas sepi, atau toilet gelap sekolah yang selalu kamu hindari. After School Horror berisi delapan cerita nyata yang terjadi di lingkungan kampus dan sekolah. Membuktikan bahwa mereka juga ada di sekitar kita. Bersiaplah untuk jam pelajaran tambahanmu, yang penuh teror.


Lama sekali saya tak membaca buku horor. Bukannya takut, tapi saya memang kurang berani, hihi. Apalagi sering kebagian dinas malam, bayangan ada seseorang berbaju putih berambut panjang diam di pojokan kadangkala mengintai benak saya. Tentunya makin tak berani ambil resiko terbayang ingatan cerita buku yang dibaca.

Karena cover After School Horror menarik, ada lubang menganga yang menampilkan judul buku, saya jadi tertantang menghabiskannya dalam beberapa waktu. Saya pikir bakal unyu seunyu covernya. Dengan stategi membacanya di pagi hari, sepulang dinas, saya berharap kesan seram tak tertlalu mendera. Ternyata saya salah! Bulu kuduk tetap berdiri menamatkan 8 kisah seram ini.

Kisah pertama berjudul “Ciuman Pertama”. Dengan judul aduhay dan ilustrasi seorang lelaki yang membawa kalung di tengah kelas, saya yang merasa kisahnya tidak akan terlalu menakutkan kemudian bernapas lega. Kesannya sweet banget sih.

Tapi ... tunggu dulu! Dessy, sang tokoh utama, yang tiduran di UKS karena malas berhadapan dengan pelajaran Kimia, terkejut dengan suara ribut di sebelahnya. Ia melihat ada 3 pemuda berusaha membekap temannya. Dessy ingin berbuat sesuatu, namun suara ponselnya yang terjatuh membuat salah seorang di antara mereka menoleh padanya dan menyerangnya. Gawat! Untung hanya mimpi, karena suster Maryam lalu membangunkannya.

“Sus, tempat tidur yang di sini ke mana?”

Suster Maryam mengernyitkan dahi. “Tempat tidur apa? Dari dulu kan cuma ada satu ... kalau dua nanti tambah banyak yang bolos ke sini.” (halaman 6)

Dessy memang siswa pindahan, baru 3 bulan dan dia belum terlalu mengenal seluk beluk sekolah barunya ini. Hingga suatu hari saat berlangsungnya pentas seni di malam hari, Evan, pacar yang dikenalnya di sekolah ini, mengajaknya ke kelas. Di situ Evan memberinya kalung dari loga putih mengilat. Hubungan mereka baru 5 hari, karenannya Dessy jadi kurang enak menerimanya. Tapi kalung itu kemudian sudah ada di lehernya, Evan pun mengecup kening dan bibirnya.

Anehnya, ketika tiba-tiba teman-temannya datang, salah satunya bertanya,”Hei Dessy... lo dari tadi di sini? Ngapain gelap-gelapan sendirian?”

Padahal Dessy yakin kalau ia bersama Evan. Namu lelaki itu telah menghilang. Bahkan teman-temannya terkejut dengan kalung yang ada di leher Dessy. Dari situ kemudian terkuak bahwa Evan sebenarnya telah meninggal beberapa bulan lalu. Jikalau benar demikian, lalu selama ini Dessy bersama siapa? Mengapa arwah Evan mendatanginya, bahkan menciumnya? Apa yang sebenarnya terjadi?

Belum puas membuat pembacanya menengok kiri-kanan dan memastikan ada  kaki-kaki orang sekitar yang menapak di lantai, sang penulis masih mengisahkan tentang arwah yang menyamar menjadi manusia. Kali ini korbannya ialah Rina, seorang mahasiswi yang tinggal di asrama. Kamarnya yang bernomor 13 ternyata dihuninya bersama seorang lagi, Asri. Awalnya Rina senang punya teman sekamar, setidaknya ada yang membantunya membersihkan kamar dan mengerjakan tugas kuliahnya. Namun lama-lama ia jengah, terlebih ketika sikap Asri begitu posesif layaknya pacar.

Rina merasa takut pada Asri. Gadis aneh itu seperti dukun yang mampu membaca isi kepala Rina. Rina yang penasaran tentang siapa sebenarnya Asri bermaksud menanyakannya pada kakak kelas, tapi betapa kagetnya ia begitu tahu kalau harusnya tiap kamar hanya dihuni seorang saja. Lalu ... siapa Asri? Penyusup?

Di leher Asri ... astaghfirullah ... bukankah itu darah? Leher itu tersayat dari samping kiri melintang ke samping kanan, darah segar mengalir membasahi T-shirt warna kuning yang dikenakan Asri. Rina bergidik melihatnya, mata Asri memerah, rambutnya berubah menjadi panjang melewati bahu dan acak-acakan seperti bangun tidur. (halaman 40)


Ilustrasi pada kisah kedua ini lumayan seram, ada gadis berambut acak-acakan berwajah menakutkan yang berdiri di hadapan gadis yang menjerit ketakutan. Pun pada ilustrasi kisah-kisah selanjutnya, menambah isi cerita menjadi semakin mendebarkan jantung. Adrenalin benar-benar terpacu, rasanya seperti lari keliling lapangan untuk menghindari sesuatu. Deg-degan, bulu kuduk pun meremang.

Dengan sudut pandang orang pertama, buku bertema kisah misteri di sekitaran sekolah, kampus dan kosan ini membuat kita jadi lebih mendengarkan apa yang hati kecil katakan. Jangan menoleh pada sesuatu yang rasanya akan menakutkan apabila ditengok, jangan berbalik apabila merasa tak enak hati dan jangan nekad meneruskan melakukan sesuatu apabila batin melarang.

Sayangnya ... pada kisah pertama sempat ada kerancuan, yakni pada perpindahan sudut pandang orang ketiga menjadi sudut pandang orang pertama. Yang awalnya dikisahkan hanya sebagai pengamat kok tiba-tiba jadi ‘akuan’ walau memang dipisahkan oleh jeda tapi kesannya terlalu terburu. Mungkin sengaja dibuat demikian agar pembaca bisa lebih mengenal tokoh Dessy dan memeahami posisinya sehingga bagaimana perkenalannya dengan Evan yang tidak secara gamblang dielaskan bisa dimengerti oleh pembaca.

Layout yang penuh sidik jari dan bercak darah sebagai bingkai isi, semakin emnonjolkan kesan seram pada After School Horror ini. Salut pada bukune yang memberi kesan tak biasa pada buku setebal lebih dari 160 halamn ini. Juga salut pada penulisnya, Nana, yang berani merampungkan buku ini di tempat berhantu. Kisah-kisah seram yang ia dapat dari teman-temannya, ditampung dan diselesaikan dalam beberapa waktu. Karya ketiganya ini kembali mendongkrak namanya di jagad penulisan, populer oleh karena makhluk astral yang dikisahkannya.

Semoga ‘mereka’ bangga karena keberadaannya diakui dan terabadikan dalam karya ini.


Semoga setelah ini saya masih berani jalan sendirian ke parkiran rumah sakit di malam hari. Aamiin.  



Novel "Super Cendol"

Judul: Super Cendol 
Penulis: Ceko dan Donatus
Penerbit: Universal Nikko
Cetakan: 1, 2012
Tebal: x+194 halaman
ISBN: 978-602-9458-18-3

Sebuah suara dentuman dahsyat terdengar ke seantero bumi, hampir menyamai ledakan bom atom yang pernah terjadi di Hiroshima dan Nagasaki. Ternyata suara dentuman itu adalah bom kentut seorang calon superhero. Ledakan Angin Surga yang menggemparkan itu menandingi kepopuleran teror virus A 14 Y yang diciptakan Nimas Aksan, penjahat paling dicari (tukang kredit) abad ini.

Donat menyadari bahwa dia telah memiliki kekuatan super, berkat meminum segentong cendol yang tercampur bahan kimiawi. Dibantu sahabatnya, Zen Horakti, Donat membuat kostum Super Cendol dan memulai aksinya: MEMBASMI KEHAUSAN.

Nimas dan Geng Star-nya makin meratulela. Setelah berhasil merampok Bang Toyib, menjarah Studio Foto Narzis Gagap, menculik Princess Kembar (Shakilaraya dan Kriesta), putri Kepala Sekolah SMA BCD Mayoko Aiko, kemudian membajak gedung stasiun Transformer TV.

Apakah Donat Sang Super Cendol berhasil menyelamatkan Princess Kembar dan menemukan obat penawar virus A 14 Y yang sangat mematikan itu? Akankah senjata bom Ledakan Angin Surga-nya mampu mengalahkan senjata Hair Dryer Die Hard Nimas Aksan?

Jawabannya: Ya, akan!


Sumpah ngakak abis pas baca novel bergambar SC aka Sectio Caesaria. Eh ... Super Cendol! Bagi kalian yang pengen lebih ngakak lagi sampai guling-gulingan di lantai, tonton juga film televisinya di youtube. Nih link-nya, KLIK aja

Unduh juga original soundtrack-nya yang dinyanyikan oleh Nikko Band. Hihi ... Ini LINK-nya ... 

Ceritanya ... di suatu masa hiduplah seorang Donat yang adalah manusia dan bukan makanan. Ia pelajar SMA yang nyambi jualan cendol. Ini semua gegara cita-cita kakek buyutnya yang bernama Putra Gara, ingin menjadi penjual cendol untuk melestraikan karya anak bangsa, hingga kemudian cita-citanya terwujud pada cucu buyutnya.

Suatu ketika, Cendol dan gerobak Cendol Mantapz Jaya-nya menolong seorang wanita. Ia sampai terguling dan jatuh tak berdaya, kemudian badan dan gerobaknya terguyur cairan kimia tak dikenal. Setelahnya ... keajaiban muncul. Donat jadi punya kekuatan super! Kentutnya harum, bahkan bisa buat bahan bakar terbang melayang di udara.

“CENDOLOLOLOLOLOLOLLLL...!!!”

Dengan kekuatannya itu, Donat membasmi kehausan. Siapa saja yang kering tenggorokannya, langsung disemprot cendol. Stamina mereka kembali dan dapat beraktivitas lagi. Ia juga menjaga keamaan dunia dari tebaran virus A 14 Y yang ditebarkan oleh penjahat kelas hiu: Nimas Aksan.

Bagaimana cara Donat melawan penjahat berdaster tersebut? Apakah identitas Super Cendol terbongkar? Apakah cendol jualan Donat bisa laris manis di pasaran? Temukan jawabnya dalam novel dan filmnya.

Saya lebih suka membaca novelnya. Ngocolnya lebih terasa. Banyak adegan aneh bin ajaib yang tak terduga, saya sampai geleng-geleng kepala ketika membayangkannya. Kok bisa ya 2 penulisnya beride segila itu?

...
Bab 20 ~ MANA DONAT? MANA? MANA?
Bab 21 ~ DONAT MANA, SIIH?
Bab 22 ~ NAH, AKHIRNYA DONAT DATANG JUGA!
...

Dengan 26 bab berjudul super-ajaib, kocaknya Super Cendol berbeda dengan novel komedi lainnya. Jangan bayangkan bahasa penulisan yang dipakai oleh Raditya Dika, tidak ada penggunaan bahasa lebay di Super Cendol tapi kocaknya pas gak alay.

Pembaca juga dibikin gondok. Berkali-kali kecele dengan kalimat-kalimat yang mengesankan kalau kisah Donat berakhir, padahal masih ada kelanjutannya. Seperti ...

Sedangkan gerobak cendol Donat, sedikit lagi nyaris dilindas kontainer. Tapi sopir truk itu keburu sadar dan emnerem mendadak sambil membelokkan kendarannya ... ke arah Donat!

Selesai

Eh, bohong ding, masih ada Bab 3 dst.nya. ini kan novel. Jadi jangan harap kamu bisa cepat sampai ke ending-nya. Kamu masih akan tersiksa hingga beberapa jam ke depan. Rasain! (halaman 25)

Wow banget!