The Power of “Kepepet”


Pernahkah kalian merasa “kosong” dan tidak tahu apa yang harus dilakukan?

Banyak yang menyebut kondisi ini dengan “kehabisan ide”. Padahal yang namanya IDE ada di mana-mana dan tanpa dicari pun sudah ada di depan mata. Hanya butuh kepekaan serta kejelian. Kalau bisa kritis dan inovatif, ide yang ditangkap bisa diolah menjadi hal yang menarik.

Sebagai siswa dan mahasiswa, ide dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas pendidikan. Misalnya saat menjawab pertanyaan ujian, ide yang didapat dari ingatan menghapal pelajaran menjadi dewa penolong untuk mendapat nilai yang baik. Pun untuk mengerjakan tugas-tugas membuat makalah, penelitian dan laporan; ide yang dimiliki menjadi kunci kelancaran dan keberhasilan pengerjaannya.

Banyak orang yang menganggap ide merupakan sesuatu berharga dan sangat bermakna. Apalagi bila ide yang dilontarkan adalah suatu hal langka yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Karena proses pencarian ide yang sangat beragam, ide yang didapat juga aneka rupa. Mungkin akhirnya ada beberapa orang yang memiliki ide yang sama tapi menganggap ini menjadi biasa. Tetapi bila bisa mengembangkannya di luar prediksi banyak orang, ide yang biasa menjadi suatu yang luar biasa.

Proses terbitnya ide ada 2 macam:
1. Direncanakan
Ide bisa direncanakan. Misalnya ingin membuat sesuatu, lalu berusaha memunculkan ide dengan terus menerus memikirkannya dan mendiskusikannya dengan orang lain. Sebagai contoh dalam pembuatan laporan kelompok yang temanya telah ditentukan oleh guru. Siswa-siswi lalu berusaha menyelesaikannya dengan mengutarakan ide masing-masing sesuai tema tersebut. Biasanya ada seorang siswa/siswi yang menyebutkan idenya terlebih dahulu, kemudian yang lain ikut memikirkannya hingga timbullah ide baru ataupun ide pelengkap dari ide pertama yang terlontarkan.


2. Spontan
Ide semacam ini muncul tiba-tiba. Biasanya diperoleh saat bengong. Bukan bermaksud jorok, namun banyak ide spontan yang tercipta ketika berada di kamar mandi. Iya, ini fakta. Coba deh ingat-ingat, pernahkah kalian mendadak “TRING!” muncul ide selagi asyik menghabiskan waktu di tempat sempit nan berair tersebut? Jikalau masih mengelak, coba lebih jujur pada diri sendiri. Bohong itu dosa.

Suasana yang sepi nan syahdu juga mendorong terbitnya ide spontan. Misalnya di malam hari atau ketika sendirian. Bagi banyak penulis, ide spontan tertangkap saat menikmati malam sendirian. Dengan tenang bisa mengupas habis ide yang muncul dan menghasilkan karya yang layak dibaca banyak orang. Ada gangguan sedikit saja, ide bisa mandeg karena mood yang berubah. Oleh karenanya selagi ide masih terperangkap dalam benak, para penulis banyak yang langsung menuangkan idenya dalam draft sehingga bisa mengembangkannya di lain waktu.

Walau seringkali terbesit ide tanpa paksaan, ada juga sebuah moment yang mengharuskan ide muncul. Pokoknya mau tidak mau harus ada ide. Sisi positifnya, pada moment seperti ini ide lebih cepat muncul. Namun tentu wajib buru-buru ditangkap sebelum memudar. Istilahnya the power of  “kepepet”, kekuatan di saat terdesak hingga ide spontan bisa menyelamatkan kondisi seseorang.

Sebagai gambaran… saat asyik jalan bersama orang lain eh bertemu pacar, pastinya keringat dingin muncul. Ketika pacar melontarkan tanya, “Siapa ini?” maka sang ide spontan kemudian memberi jawaban, “Ini adiknya teman. Hanya menemani cari kado buat pacarnya dia.”  Buah pikir berjumlah huruf 3 ini secara tidak langsung telah menyelamatkan dari suatu tindakan kejam bernama: putus.

Atau saat mengerjakan soal ulangan namun lupa tidak belajar, biasanya the power of  “kepepet” memberikan instruksi untuk melakukan segala cara demi bisa mengisi lembar jawaban ulangan. Anak baik-baik akan memaksimalkan ide dengan mengarang indah, mengulik serpihan ingatan tentang bahan ulangan. Anak non baik-baik akan mengembangkan ide menyontek dengan berbagai jurus, yakni bertanya pada teman atau nekad mengendap-endap membuka buku pelajaran. Kalau kalian berada di posisi ini, kalian jadi anak baik-baik atau non baik-baik?


Begitu pula yang terjadi pada saya saat ini. Saya berada pada moment the power of  “kepepet”. Bukan… saya bukan sedang ulangan. Saat ini saya berhadapan dengan tantangan dari Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC). Karena deadline-nya adalah hari ini pukul 23.59 WIB, saya harus bisa memunculkan ide untuk bisa mengikuti kompetisi ide aplikasi mobile (apps) dan startup digital yang rutin per tahun diadakan Indosat Ooredoo sejak 2006.

Kesan awalnya, kompetisi ini seperti hanya untuk developer professional saja, ya. Tapi jangan pesimis, sebab siapapun yang punya ide (baik itu anak-anak, orang tua, remaja, karyawan, ataupun ibu rumah tangga seperti saya), bisa menuangkan apapun idenya pada kompetisi IWIC ini. Karena tujuan IWIC ini untuk memotivasi masyarakat Indonesia dari segala kalangan dan usia untuk menjadi pencipta produk-produk digital & startup. Jadi bukan hanya asyik jadi pengguna beragam aplikasi dan produk digital saja, namun juga mampu menciptakan ide lain untuk kemudahan hidup dan bisa berguna bagi banyak orang.

Kategorinya::
- Professional / Developer / programmer
- Beginner / awam
- Women and girls
- Kids and Teens
Asalkan belum berusia 35 tahun pada 12 Desember 2017 nanti, boleh mengikuti IWIC 11 ini. Tidak perlu susah-susah membuat proposal seperti tahun-tahun sebelumnya, cukup menuliskan ide dengan mengisi form: http://bit.ly/iwic11

ICIW11

Sebagai bagian dari program CSR Indosat Ooredoo pilar inovasi, dibagikan hadiah dengan total 200 juta rupiah untuk 24 pemenang kompetisi IWIC 11. Bukan hanya itu saja, dengan publikasi yang luas maka ide yang dipunya akan lebih dikenal masyarakat luas, lalu mendapat mentor / bimbingan dari para ahli untuk mengembangkan ide, memiliki network yang luas sebab bisa bertemu dan diskusi langsung dengan founder dan penggiat startup, sehingga memiliki pengalaman langka dan berkesempatan mengunjungi berbagai perusahaan global yang dilanjut pendanaan dengan bertemu investor yang tepat. Apalagi skalanya ini menembus internasional, yang berada di luar Indonesia boleh ikut serta.

Tunggu apa lagi? Yuk manfaatkan the power of  “kepepet” ini sebaik-baiknya. Jangan mau kalah dengan saya! Saya yang hanyalah ibu rumah tangga biasa saja berani ikut IWIC 11, masa kamu yang lebih hebat dari saya masih maju-mundur ikut serta? Maksimalkan pencarian idemu, tangkap dan langsung tuang dalam: http://bit.ly/iwic11

Sebagai penyemangat, nih tengok hadiah yang didapat pemenang Hackathon IWIC 11.


Ini juga bagian dari kontes inovasi IWIC 11, dimana pesertanya harus membuat aplikasi mobile (mobile apps) dalam waktu 24 jam. Hackathon IWIC 11 diadakan sejak Jumat, 17 November 2017 lalu. Wah … mereka yang mendapat tantangan lebih rumit saja bisa menyelesaikan dengan baik dan bertabur banyak hadiah. Masa kita yang tinggal mengetik ide yang dimiliki saja tidak bisa?






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*