Cuci Tangan Wajib Pakai Sabun


Saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) zaman kuliah dulu, salah satu program kelompok saya adalah mengajarkan cuci tangan pada siswa-siswi Sekolah Dasar (SD). Cuci tangan memang mudah, tapi pada kenyataannya banyak yang melalaikannya karena terlalu menganggapnya sepele. Cuci tangan tidak hanya sekedar membersihkan kotoran, tapi juga membunuh kuman penyakit. Dengan rutin cuci tangan, maka tubuh akan terhindar dari penyakit mengingat tangan merupakan media bagi kuman untuk masuk ke dalam tubuh kita.


Cuci tangan dengan air saja tidak cukup. Walau dikatakan dapat membunuh 50% kuman, namun bila cuci tangannya kurang tepat maka kuman akan tetap banyak tertinggal. Orang lebih banyak melakukan cuci tangan hanya dengan cara menggosok-gosok kedua telapak tangan, kemudian baru membilasnya di bawah air mengalir. Cara demikian tidak benar. Kuman yang ada di sela jemari, kuku, punggung dan pergelangan tangan masih belum hilang. Karena itu, cucilah tangan dengan menggosok dan menyentuh semua area tangan mulai dari telapak, sela jemari, tiap bagian jemari, punggung tangan, hingga ke pergelangan tangan.



Disarankan mencuci tangan memakai sabun karena dapat membunuh 70% kuman dan bakteri yang melekat di tangan. Apabila dibantu dengan antiseptik bisa 98% kuman hilang. Sabun memiliki kandungan kimia yang mampu mengangkat kotoran yang lengket di kulit. Sabun cair cenderung lebih efektif dibanding sabun batangan, karena meminimalkan resiko terkontaminasi dengan kuman dan bakteri yang biasanya masih tertempel pada sabun batangan. Saking penting dan baiknya mencuci tangan pakai sabun, PBB mencanangkan Hari Mencuci Tangan dengan Sabun Sedunia setiap tanggal 15 Oktober.

Mencuci tangan tidak sekedar membilas tangan pakai sabun dan air, tapi harus juga memperhatikan beberapa hal. Pertama, gosoklah tangan selama 20 – 30 detik agar kuman benar-benar mati, setelah itu langsung keringkan. Apabila setelah cuci tangan, kita masih membiarkan tangan kita basah, maka cuci tangan menjadi sia-sia karena kuman akan menempel lagi pada tangan kita yang basah. Lindungi juga tangan kita yang telah dicuci dan dikeringkan, jangan lagi menyentuh pintu toilet atau benda apapun yang kita sentuh saat tangan kita kotor. Kuman tentu akan kembali melekat apabila hal tersebut kita lakukan.

Cuci tangan baiknya memang menggunakan sabun dan air yang mengalir. Tapi bila kondisi darurat atau berada di daerah yang minim air, bisa juga kita mencuci tangan tanpa air. Caranya dengan menggunakan hand sanitizer, yakni sejenis cairan beralkohol yang dicampur gliserin. Gosok tangan menggunakan hand sanitizer selama sekitar 40 – 60 detik lalu biarkan hingga mengering sendiri. Pilihlah hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60 persen. Banyak peneliti tidak menyetujui penggunaan triclosan dalam hand sanitizer. Triclosan tidak efektif membunuh kuman, virus, dan bakteri pada tangan. Malah virus dan bakteri hidup yang tersisa dapat menjadi resisten terhadap antibiotik, termasuk amoxicillin1.

Bila cuci tangan sudah dilakukan dengan benar, kuman dan bakteri pembuat diare dan penyakit menular lainnya dapat teratasi. Pun dapat meminimalisasi terjangkitnya Toksoplasma, yakni penyakit yang disebabkan oleh infeksi Toxoplasma gondii yang termasuk parasit coccidian. Pada orang yang memiliki fungsi sistem kekebalan tubuh normal mungkin infeksi yang dialami termasuk ringan, hanya bersin ataupun flu biasa. Tapi jika menyerang orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, maka infeksi yang terjadi mungkin lebih parah dan menyebabkan gejala seperti demam serta pembesaran kelenjar getah bening. Pun pada ibu hamil, bisa menyebabkan keguguran atau cacat pada janin. Karenanya, yuk antisipasi toksoplama dan penyakit lainnya dengan cuci tangan yang benar! 



referensi: www.promkes.depkes.go.id/?p=2589



1 komentar:

  1. betul sekali, karna cuci tangan yang benar dapat membersihkan tangan dari kuman dan virus

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*