Pengalaman Pencapaian Rencana Keuangan dengan Deposito BPR Komunal

 

Deposito BPR Komunal

"Kamu pinjam uang di BPR, ya? Buat apa?" pertanyaan suami saya yang tiba-tiba ini membuat saya bengong.

Belum sempat saya menjawab, beliau lalu menunjuk amplop besar berbungkus plastik merah muda di atas meja. Sontak saya tertawa saat paham apa maksudnya. Memang ada surat dari BPR yang dikirim oleh jasa ekpedisi pengiriman yang sehari sampai, tapi isinya bukan surat hutang atau semacamnya. Justru itu bukti bahwa saya punya Deposito BPR Komunal. Anggapan suami saya beralasan juga sih sebab kebetulan BPR itu lokasinya dekat pabrik tempat kerja suami, mungkin karena itulah beliau kira saya pinjam uang di sana.

"Ini bilyet deposito, kok. Bukan surat hutang, kali'. Memangnya BPR itu hanya bisa jadi tempat pinjam uang?" jelas saya. "Kita bisa naruh deposito juga di situ."

Deposito BPR Aman

"Deposito BPR aman?"

"InshaAllah aman."

Pertanyaan suami saya adalah pertanyaan umum, dimana semua orang pasti akan menanyakan soal keamanan di hal-hal yang berhubungan dengan keuangan. Sejatinya kita memang kudu aware dan melek literasi keuangan. Dengan begitu bisa lebih paham dan tidak terlalu paranoid dengan perkembangan baru di keuangan. Terlebih dengan pertumbuhan finance technology seperti saat ini, dimana perputaran uang begitu cepat terjadi, pun kita bisa menyimpan serta meminjam uang dengan waktu yang sangat singkat.


Berkenalan dengan BPR

BPR kependekan dari Bank Perkreditan Rakyat. Ini adalah lembaga keuangan yang berdiri berdasarkan undang-undang dan resmi terdaftar pada lembaga resmi negara. Memang sebagian besar kegiatan BPR itu untuk melayani usaha kecil dan masyarakat dengan cakupan layanan yang lebih sempit dari bank umum. Tapi BPR juga termasuk dalam industri perbankan Indonesia yang banyak digunakan oleh masyarakat.

Kalau mengacu pada Undang-undang tentang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 (pasal 1), BPR merupakan bank yang melaksanakan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah dan di kegiatannya tidak bisa memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berbeda dengan bank umum yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti bisa untuk transfer antar bank, bisa untuk melakukan pembayaran aneka tagihan (e-money, PLN, PDAM, dan lain sebagainya), juga bisa untuk pengiriman uang ke luar negeri. Karena itu dilihat dari fungsi BPR yang bisa mengumpulkan dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat, BPR kemudian lebih dekat dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Mungkin karena ini pula maka BPR lebih dikenal masyarakat sebagai pemberi bantuan pinjaman (kredit) atau dalam bentuk lainnya dengan tujuan mendorong kegiatan usaha di masyarakat, seperti yang selama ini disalurkan pada usaha retail dan kredit kecil.

Bila dilihat dari bagaimana BPR melaksanakan kegiatan usahanya, BPR tidak seperti bank umum. Sebab BPR tidak diperkenankan menerima simpanan dalam bentuk giro, berkegiatan dalam valuta asing, pemberian  modal dengan prisnip prudent banking, juga melakukan usaha perasuransian. Akan tetapi BPR boleh menghimpun dana masyarakat di sekitarnya dalam bentuk simpanan, seperti berbentuk tabungan ataupun deposito berjangka. BPR juga boleh memberikan kredit dan pembiayaan bagi nasabahnya dengan prinsip bagi hasil.

Karena tinggal di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, saya jadi kenal dengan BPR karena kebetulan ada beberapa BPR di lingkungan tempat tinggal saya. Saya melihat bagaimana BPR begitu dekat dengan UMKM. Bahkan beberapa tetangga saya yang berjualan di Pasar Krian menceritakan bahwa mendapat bantuan modal dengan meminjam di BPR. Meminjam di BPR disebut prosesnya cepat.

Dari sini saya jadi terbesit untuk bisa berinvestasi di BPR. Saya merasa ini peluang besar karena pertumbuhan BPR terhitung cukup besar di Jawa Timur. Kalau menabung di BPR, berarti saya harus berkali-kali ke luar rumah sebab simpanan uang di BPR harus dilakukan secara langsung. Saya kemudian terpikirkan depositobpr, sepertinya bila ada deposito di BPR maka ini akan jauh lebih menguntungkan dibanding bila hanya melakukan simpanan uang.


Berkenalan dengan Deposito

Beberapa bulan terakhir ini, literasi keuangan saya semakin baik sebab saya selalu memikirkan perencanaan keuangan dan masa depan. Saya sudah punya beberapa tabungan uang di bank umum, tabungan emas baik fisik maupun digital, main saham, reksa dana dan juga kripto. Nah salah satu impian saya ialah punya deposito. Deposito merupakan uang yang disimpan dalam suatu rekening bank. Setelah menimbang-nimbang, maka saya putuskan untuk punya deposito di BPR.

Deposito memiliki keunggulan:
- Tabungan Lebih Aman
Deposito bisa jadi tabungan dan bahkan jauh lebih aman dibanding tabungan lainnya sebab tidak bisa diambil sebelum kurun waktu yang ditentukan. Deposito BPR aman dan baru bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya, yang biasanya deposito punya jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan.

- Pilihan Investasi Termudah
Deposito berjangka di bank punya suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan produk perbankan lainnya. Ditambah kalau di bank umum, bunga deposito untuk tenor 1 sampai 3 bulan rata-rata 2.5%, sedangkan di BPR bisa sampai 6%! Tentu ini jadi sangat menguntungkan karena semakin besar uang yang disimpan maka makin besar pula suku bunga yang didapatkan.

- Investasi Rendah Resiko
Bila ada juga yang main saham dan kripto seperti saya, pasti akan sedih bila tahu kondisi seminggu terakhir ini. Kondisinya merah, harus hodl entah sampai kapan. Karena itulah investasi deposito jauh lebih membuat hati senang sebab memiliki tingkat gagal investasi yang lebih rendah daripada jenis investasi lain. Selain itu punya deposito jauh lebih tenang sebab lebih aman dari kerugian karena tidak perlu melihat harga pasar yang bisa fluktuatif, berubah sewaktu-waktu.


Berkenalan dengan Deposito BPR Komunal

Dulu saya berpikir bahwa untuk deposito haruslah dengan nominal yang besar, minimal 10 juta. Ternyata sekarang punya uang sejuta pun langsung bisa dipakai untuk deposito loh. Karena itulah saya merasa tepat sekali bisa berkenalan dengan deposito BPR Komunal. Bayangkan, hanya dengan deposito 1 juta dengan tenor mulai 1 bulan saja sudah bisa dapat hasil yang memuaskan.

Komunal adalah perusahaan berbasis teknologi finansial yang bisa memberikan layanan peer-to-peer (P2P) dan membantu menciptakan hubungan antara UMKM berpotensi dengan para pemberi dana untuk mendukung pertumbuhan perekonomian di negara kita. Seperti yang kita tahu, kondisi BPR saat ini terus berkembang dengan jumlah yang sudah begitu banyak. Namun agar terus bisa berkembang, tentunya BPR harus terlibat dalam proses digitalisasi perbankan sehingga dapat semakin mudah dijangkau semua lapisan masyarakat. Terlebih kini edukasi masyarakat terhadap keamanan menabung di BPR dan Bank Umum adalah sama, di mana keduanya dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), semakin digalakkan.

Komunal

Komunal terdaftar di OJK dan punya sertifikat keamanan. Jadi tidak perlu ragu untuk memiliki deposito BPR Komunal.

Komunal di OJK

Komunal aman

Masalahan umum BPR yang jumlahnya hampir 1500 unit se-nusantara ini adalah kurang optimal dari segi penggalangan dana (funding) maupun penyaluran dana (lending) ketika menerbitkan instrumen deposito. Komunal yang berbasis di Surabaya tampil sebagai agen pendanaan (funding agent) dan menyediakan platform yang bisa menghubungkan antara calon deposan dengan BPR yang menawarkan berbagai produk pendanaan deposito yang sangat menarik. Nah dengan platform Komunal DepositoBPR, maka semakin banyak pula dana masyarakat yang ditempatkan ke BPR kemudian komunal.id bisa membantu UMKM mendapatkan pendanaan dari BPR dengan lebih mudah dan proses yang lebih cepat. Dengan demikian diharapkan juga roda pertumbuhan ekonomi dapat terus berputar. Saat ini telah ada 32 BPR yang bergabung dengan deposito BPR Komunal, yang mana semua BPR ini berlokasi di Jawa Timur loh. Tentunya nanti cakupan akan lebih luas lagi se-Indonesia.

Pengalaman Membuka Deposito BPR Komunal
Awalnya saya kenal Komunal dari akun media sosialnya di Instagram. Ternyata Komunal punya depositobpr. Saya lalu mendaftar di situ, dengan mengisi data diri sesuai apa yang diminta. Kebetulan juga saya sudah punya akun Privy yang mana memudahkan dalam tandatangan dokumen, dan akun Komunal saya pun langsung terhubung dengan Privy.

Setelah akun saya aktif, saya memilih untuk menjadi deposan dari sebuah BPR yang berlokasi di Sidoarjo, yang dekat dekat pabrik tempat kerja suami saya. Lalu saya deposan 1 juta rupiah pada BPR tersebut, setelah itu menunggu ACC dari pihak BPR. Tak sampai 24 jam, saya diterima menjadi deposan dan langsung transfer dana ke rekening Komunal. Taraaa... langsung aktif dan saya menunggu pengiriman bilyet secara fisik ke rumah saya.

Macam Deposito BPR Komunal

Bilyet deposito merupakan bukti kepemilikan yang diberikan BPR kepada nasabah atas simpanan dalam bentuk deposito berjangka. Jadi bila kita menyimpan uang dalam bentuk deposito, maka akan menerima bilyet deposito ini. Deposito BPR Komunal cukup transparan, tidak hanya berupa bilyet deposito secara fisik, juga ada tampilan PDF-nya di daftar deposan akun Komunal saya.

Seru sekali ya bisa punya deposito dengan cara mudah dan terjangkau. Dengan investasi minimal 1 juta rupiah, bisa memilih mau jadi deposan BPR di Komunal. Pilihan BPR-nya banyak, dengan tenor beragam mulai 1 bulan. Nah kalian juga bisa ikutan jadi deposan, loh... Apalagi Komunal sering membuat promo yang menguntungkan kita sebagai deposan. Seperti ini contohnya:

Promo Deposito BPR Aman


Selain itu di bulan Desember lagi ada promo Komunal Deposito BPR BrrBr! Hadiah. nih. Asyik loh, untungnya ganda! Sebab setelah daftar dan masukan kode referal AA1369 maka ada cashback sebesar Rp 100.000,- dan bakal langsung ditransfer ke akun DANA. Sip, lumayan banget kan?

Langsung saja buka rekening Deposito BPR Komunal ya selagi masih ada promo BrrBr! Ada hadiah akhir tahun iPhone 13 yang wow! Selain itu juga aneka hadiah langsung menarik lainnya menanti kita. Plus... Aman, dan bahkan bisa 6% dari manapun.

Kondisi Epidemi HIV dan AIDS di Masa Pandemi Covid-19


Tidak terasa sudah Desember, artinya ini akhir tahun 2021. Rasanya baru kemarin kita dihadapkan dengan berita adanya pandemi dari varian virus baru yakni covid-19, ternyata sudah hampir 2 tahun ini kita berada di kondisi ini. Semoga semua ini lekas berlalu, sedih rasanya semua masih serba terbatas terlebih dikabarkan ada varian covid-19 baru jua yang ditemukan di bulan ini. Semoga masyarakat sudah lebih bijak dan tidak terlalu takut yang berlebih seperti saat awal pandemi covid-19 lalu.

Sayangnya karena kita heboh dengan penyakit yang mirip gejalanya dengan influenza ini, sampai lupa bahwa bulan Desember ialah pengingat akan adanya penyakit lainnya, yaitu: HIV dan AIDS. Padahal 1 Desember merupakan Hari AIDS Sedunia. Momen ini menjadi sebuah peringatan internasional serta mengajak masyarakat agar bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap infeksi HIV serta peduli dan juga mau memberi dukungan kepada penyintas AIDS. Ada data yang menyebutkan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta orang, selain itu diperkirakan ada 38,6 juta orang yang hidup dengan HIV. Jumlah inilah yang kemudian menjadikan AIDS sebagai salah satu epidemi paling merusak, dan kita harus tahu akan hal ini.

Nah kebetulan pada Kamis, 2 Desember 2021 lalu, saya berkesempatan mengikuti Ruang Publik di YouTube KBR yang mengupas soal ini. Temanya ialah "Sisi Lain Sejarah Epidemi HIV dan AIDS di Indonesia". Menghadirkan dr Adi Sasongko sebagai Ketua Badan Pengawas YKIS (Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat) dan juga ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) bernama Mas Bram. Dibawakan oleh Ines Nirmala sebagai pembaca acara, Ruang Publik KBR jadi makin menarik untuk disimak.

Dari talkshow ini saya baru tahu kalau jumlah ODHA pada tahun 2020 ada 543 ribu orang. Jumlah ini cukup besar dan syukurlah mendapat perhatian dari pemerintah. "Berlaku di sepanjang bulan Desember, kita mengingat kembali epidemi HIV dan AIDS. Ini membantu kita untuk mengingat bahwa HIV - AIDS masih ada, penularan masih terjadi dan jadi tanggung jawab kita semua untuk menanggulangi serta mencegah epidemi ini meluas ke berbagai daerah," tutur dr Adi Sasongko.

Karena menyimak talkshow lewat YouTube, saya jadi bisa melihat bagaimana kondisi ODHA. Kalau anggapan saya mereka para penyintas AIDS punya kondisi kurus kering karena penyakit ini menyerang imunitas, ternyata anggapan saya ini salah besar. Terlihat bagaimana Mas Bram kondisinya segar dan tampak sehat, sama dengan kondisi orang lain pada umumnya. Jadi bisa dibilang ODHA ini pun sama seperti kita dengan penyakit lainnya yang harus rutin minum obat, seperti pengidap diabetes, hipertensi dan sebagainya.

HIV menyebabkan AIDS dan kemudian mengganggu kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. HIV kependekan dari Human Immunodeficiency Virus, ini merupakan penyakit infeksi yang menular melalui cairan tubuh tertentu, dimana virus ini menular lewat darah melalui jarum suntik atau transfusi darah yang tidak tersaring, dari ibu ke bayi lewat mengandung serta menyusui, ataupun lewat cairan sperma dan juga lewat cairan vagina melalui hubungan seksual vaginal, anal, atau oral tanpa alat pengaman. AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome itu sendiri merupakan kumpulan gejala akibat kelemahan sistem kekebalan tubuh karena HIV.

Banyak orang yang masih punya pemikiran bahwa HIV - AIDS ialah penyakit yang menakutkan serta mudah menular apabila kita berdekatan dengan penderitanya. Padahal dari segi penularannya saja tidak semudah flu yang hanya bersin lalu virusnya terbang kemudian menempel ke orang lain. Seperti yang Mas Bram ceritakan, beliau terpapar karena sebelumnya melakukan hubungan seks yang beresiko. Beruntungnya karena sudah mengetahui informasi soal HIV - AIDS dari LSM, Mas Bram jadi tidak terlalu panik dan langsung dapat tindak lanjut lewat medis.


Pemahaman yang benar dan utuh soal selak-beluk HIV - AIDS belum memadai. Masih banyak orang yang tidak tahu sehingga muncul stigma dan diskriminasi pada para penderitanya. Dengan adanya pengetahuan yang benar, maka ketakutan akan berkurang. Terlebih harus ditekankan lagi bahwa HIV - AIDS ini bisa dicegah serta diobati.

Memang lebih dari 30 tahun HIV - AIDS ada di Indonesia. Dari segi medis, sudah banyak hal yang dilakukan dalam penanggulangan epidemi ini. Seperti dr Adi Sasongko yang menyebutkan bahwa sejak ditemukannya obat antiretroviral (ARV) sebagai pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV, angka kesakitan dan kematian akibat HIV - AIDS menurun. Dengan gencar sosialisasi soal pencegahan HIV - AIDS lewat berbagai media, kasus baru juga tren-nya menurun. Tantangan global akan mengakhiri AIDS di tahun 2030, kurang 9 tahun dan dalam waktu singkat ini harus juga bisa menghapus stigma negatif pada para penyintas AIDS. Ini jadi PR besar bagi kita semua.

Di talkshow ini Mas Bram sebagai ODHA menceritakan kalau dirinya beruntung karena tidak diperlakukan berbeda oleh keluarganya, hal ini ditunjang oleh kondisinya yang tampak sehat dan baik-baik saja. Tetapi di luar sana, teman-teman Mas Bram masih banyak yang dikucilkan karena ketidakmengertian keluarga dan lingkungannya soal hal ini. Kalau sampai hal ini terus terjadi, maka penderita HIV - AIDS akan malu untuk mengungkap kondisinya lalu jadi terlambat mendapat pengobatan. Padahal pengobatan rutin dengan ARV ini bisa membantu perbaikan kondisinya.

Virus di HIV memang merusak kekebalan tubuh, tapi tidak serta merta karena membutuhkan waktu sekitar 5 - 10 tahun, baru terjadi AIDS. Kalau kekebalan tubuh sudah mengalami keruntuhan, maka saat AIDS sering terjadi infeksi lainnya seperti komplikasi infeksi jamur pada rongga mulut, kanker kulit di sekujur tubuh, tuberculosis dan lain sebagainya. Nah tahap AIDS ini bisa dicegah caranya dengan konsumsi obat ARV pada penderita HIV. Karena itulah orang dengan HIV apabila melakukan pemeriksaan secara berkala dan teratur minum obat, maka kondisinya tetap prima layaknya orang sehat lainnya. Bahkan dr Adi Sasongko menekankan bahwa ODHA juga tetap bisa berprestasi, produktif dan aktif bekerja seperti orang-orang pada umumnya.

Begitu banyak insights soal HIV - AIDS yang saya dapat dalan talk show Ruang Rublik KBR via YouTube ini. Bila punya teman yang merupakan ODHA, lebih baik terus menyemangatinya dengan cara mengingatkan rutin minum obat dan tidak lantas menjauhinya. Kita semua bisa kok berperan serta dalam upaya pencegahan HIV - AIDS dengan terus hidup sehat serta tidak menutup mata dan mau menggalakkan edukasi soal seluk-beluk HIV - AIDS, dengan cara menulis soal ini misalnya. Semoga pencegahan dan pengendalian HIV - AIDS dapat berjalan dengan baik, juga stigma dan diskriminasi pada ODHA menurun lalu menghilang.