Berkat FUNancial, Penganut YOLO Ingin Taubat dan Berangkat Umroh


Setiap hari, saya suka scroll e-commerce lalu membuat wishlist mana saja yang ingin saya beli.
Dari hiasan rumah, baju, mainan anak hingga aneka tanaman yang dalam benak saya pasti bisa mempercantik rumah. Ketika rekening terisi, langsung saya belikan ini itu hingga terkadang gaji sebagai freelancer habis seketika. Jarang sekali saya tidak punya keinginan, dalam artian tidak ingin beli apa-apa, dan baru saat itulah nominal rupiah masuk ke dalam tabungan dan investasi reksa dana yang saya miliki.

Padahal sudah hampir 2 tahun saya membuka reksa dana, namun nominalnya baru jutaan rupiah. Padahal target awal, saya mampu menganggarkan minimal sejuta per bulan. Apalagi gaji saya untuk penuhi keinginan sendiri, sebab kebutuhan rumah tangga sudah dipenuhi suami. Jadi harusnya setelah 2 tahun sudah punya minimal 24 juta rupiah, sayangnya di kenyataan baru 10%-nya.

Dampak Menganut You Only Live Once (YOLO)

Hal serupa terjadi pada perencanaan keuangan di pernikahan yang hampir 3 tahun ini terbina. Di awal menikah, suami sudah wanti-wanti agar saya bisa menyisihkan gajinya untuk tabungan pendidikan anak dan tabungan darurat. Saya iya-iya saja, tapi selalu habis tak tersisa dan entah untuk apa. Tiap kali suami bertanya, saya selalu jawab, "Gak tahu! Pokoknya habis!". Kata suami, andaikan saya pejabat suatu perusahaan, pasti langsung dituduh korupsi karena bukti catatan pengeluaran tidak ada tetapi anggaran dana habis tak tersisa. Duh!

Saya sadar sekali bahwa saya penganut YOLO. Itu tuh kependekan dari You Only Live Once, hidup hanya sekali, nikmati dan penuhi apa yang menyenangkan diri. Dulu kan saya harus rem diri karena berasal dari keluarga yang sederhana, makan ala kadarnya dan jarang menyenangkan diri sendiri. Setelah menikah, saya jadi bisa punya ini itu, beli barang dan makanan secara mudah tanpa keluar rumah berkat kecanggihan teknologi. Pemenuhan hasrat keinginan benar-benar maksimal, apalagi saya juga bisa dapat uang sendiri dari bekerja lewat internet di rumah. Inilah alasan mengapa saya jadi konsumtif setelah menikah.

Suami bukannya tidak mengingatkan. Beliau selalu bilang, "Catat segala pemasukan dan pengeluaran, bahkan yang terkecil sekalipun." Tapi saya tak mengindahkan, menganggap enteng bahwa akan ingat sudah beli untuk apa saja. Toh belanjaan di warung hanya sekitar dua puluh hingga empat puluh ribu per belanja, itu pun tidak setiap hari. Ternyata akhirnya lupa tidak tercatat dan kelabakan menjelang akhir bulan, "Lho... uangnya habis buat apa ya?"

FUNancial, sharing perencanaan dan atur keuangan dengan cara menyenangkan

Itulah mengapa kemudian saya senang sekali begitu tahu #FUNancial Talkshow bersama Homecredit diadakan di Surabaya. Acara yang membahas tentang perencanaan keuangan dengan cara menyenangkan ini digelar pada Sabtu, 14 Desember 2019 di sebuah restoran bernama Boncafe Steak & Ice Cream. Saya semangat hadir, bahkan mendaftarkan nama suami secara online pada websitenya, mumpung acara ini digelar secara gratis. Lumayan kan kalau kami berdua bisa menambah ilmu seputar keuangan, apalagi saat ini kami pun baru merintis usaha di bidang perternakan ikan hias, sesuai passion.

Pun saya sebagai ibu rumah tangga yang juga freelancer, harus bisa belajar mengatur keuangan dengan benar. Saya tidak mau terus-menerus punya tabungan keluarga yang isinya nol. Saya tidak mau terus terbelenggu dengan memenuhi hasrat jajan makanan dan barang kesukaan. Apalagi saya juga didaulat suami sebagai sekretaris dan bendahara usaha kami, saya tidak mau sampai gulung tikar hanya karena pencatatan keuangan yang berantakan.

Kedatangan kami ternyata sungguh tepat sebab tema pada talkshow ialah CEO IN THE MAKING: Financial Tips to Transform Your Passion Into a Business. Memang di era digital seperti sekarang sayang sekali bila tidak berkarya yang menghasilkan 'sesuatu'. Seperti saya yang suka menulis dan menjadi freelancer, juga suami yang suka ikan hias hingga mencoba peruntungan menjadi seller ikan hias hingga mancanegara. Peluang sungguh besar sekali, tapi kalau tidak bisa cara atur keuangan tentu akan jadi berantakan, usaha tidak bisa menghasilkan dan malah merugi di kemudian hari. Jangan sampai!


Talkshow FUNancial dipandu Arditya Erwandha. Ia begitu jenaka membawakan acara. Jumlah peserta yang melebihi jumlah target undangan, menjadi salah satu bahan candaannya. Suasana pun jadi tanpa tegang sama sekali, meski tahu akan membahas tentang keuangan.

"Hayooo itu kenapa ada yang di balik jendela? Gak bisa duduk aja ya. Eh iya memang gak ada kursinya," ujarnya. "Kepalanya miring sedikit ya biar kelihatan."

Tidak berhenti di situ. Di awal acara, pria yang juga mampu stand up comedy ini membawakan acara dengan meriah. Beragam games digelarnya. Mulai dari menanyakan siapa yang punya pulsa dan kuota yang paling sedikit, tabungan yang saldonya paling sedikit dan masih banyak lagi. Alhamdulillah saya kebagian hadiah games baju dominan merah. Meski harus fashion show ala-ala, lumayan dapat voucher belanja.


Setelah suasana hangat, peserta Talkshow FUNancial siap menerima sharing tips perencanaan keuangan dari Dipa Andika, Financial Planner dan Co-Founder Hahaha Corp. Juga ada cara manage keuangan dari penghasilan sebagai pengusaha bersama Christie Erin, Co-Founder Basha Market & Of Sorts. Kedua narasumber duduk berdampingan di depan panggung, ditemani Adit sang pembawa acara. Sharing-nya santai tapi mengena. Saya banyak mencatat poin penting dan mengubah mindset YOLO saya selama ini.

Dipa Andika bilang cintai pekerjaan kita, itu kunci kesuksesan. Nah inilah alasan mengapa akhirnya beliau berani meninggalkan pekerjaan tetapnya demi membangun bisnis sesuai passion. Padahal saat itu beliau sudah punya seorang anak dan akan memiliki anak kedua, namun demi bisa memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya maka dia pun nekat membangun bisnis manajemen stand up comedy yang pertama di Indonesia. Jadi bukan karena punya tanggungan maka dia tetap jadi karyawan, tapi malah bikin gebrakan dengan membuat usaha agar bisa makin sukses.

Saat Dipa menanyakan apa sih arti 'kaya' kepada pada peserta, banyak yang menjawab bahwa itu artinya bisa beli sesuatu tanpa memikirkan harganya. Jawaban tersebut tidak salah, namun bagi beliau arti 'kaya' itu bersyukur dengan apa yang kita punya, tapi bisa menjalankan apa yang kita inginkan. Hmmm kalau dipikir-pikir ini lebih tepat. Apalagi bisa menjalankan apa yang diinginkan dan bisa menghasilkan sesuatu yang mampu membahagiakan orang-orang tersayang.

Beliau juga memberikan tips bagaimana agar bisa berani 'resign' dengan tepat. Maksudnya tidak terkatung-katung mencari pekerjaan pengganti. Dipa mengatakan bahwa bila memutuskan keluar dari pekerjaan sebelumnya, harus bisa memastikan juga apakah tempat baru ialah tempat yang siap kita tempati. Segala sesuatunya sudah harus tertata, sehingga tidak bingung bila benar-benar harus melepas salah satu demi menjalani yang satunya lagi.

Kalau kisah Christie Erin, lain lagi. Wanita yang sudah berumah tangga ini keluar dari pekerjaan lamanya atas dorongan atasannya. Atasannya ingin wanita cantik tersebut berkembang. Sehingga kemudian nekad membuat Basha Market padahal kala itu industri kreatif belum banyak dijumpai di Surabaya. Bahkan banyak investor dari Jakarta yang ragu-ragu sehingga Basha Market mengalami kerugian di tahun pertama.

Bagi pembisnis, tidak ada istilah rugi. Dari pengalaman keduanya dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya rugi itu tidak ada. Sebab yang ada ialah investasi yang disiapkan untuk masa depan. Yakin pasti akan balik modal dan menjadi keuntungan besar. Seperti Dipa yang rugi di awal-awal mengenalkan stand up dengan memakai Ernest Prakasa hingga akhirnya kini sukses besar dan bahkan banyak yang ingin ber-stand up ria, hingga Basha Market yang terus memeriahkan Jawa Timur dengan pasar industri yang terus digelarnya.



Dari FUNancial saya mendapatkan penekanan bahwa selagi ada penghasilan, maka simpan untuk masa depan. Uang susah patah dicari, masa dihabiskan dengan begitu mudahnya. Pastikan untuk paksakan investasi di awal mendapat gaji sehingga kesannya uang habis, tapi sebenarnya tidak habis. Nah ini dia langkah yang harus saya perbaiki. Selama ini saya selalu YOLO duluan, habiskan uang untuk menikmati dunia, lalu baru sisanya diinvestasikan.

Tidak heran kalau jumlah investasi minim meski sudah bertahun-tahun berinvestasi lewat reksa dana. Perkataan Dipa menohok, saya jadi malu lada diri sendiri. Saya ingin taubat, tidak lagi mengumbar nafsu jajan barang dan makanan. Setelah dari acara FUNancial, gaji akan disisihkan masuk reksa dana, nantinya biar bisa lekas umroh bersama keluarga tercinta.

Dari FUNancial pula saya mendapatkan penekanan agar mau rajin mencatat pengeluaran, sesuatu yang saya kesampingkan selama ini. Dengan catat keuangan, jadi tahu apa saja pengeluaran yang telah dilakukan, apakah sebenarnya penting ataukah tidak. Dengan ini juga akan tahu berapa nominal yang harusnya bisa diinvestasikan agar bisa mencapai financial goals.


Istilah yang membuat saya sadar diri akan kesalahan saya kebanyakan YOLO ialah Latte Factor dan salah kaprah penggunaan uang THR. Latte factor adalah istilah yang ditemukan di Amerika tapi ternyata terjadi juga di Indonesia. Jajan tanaman hias yang kemudian mati karena malas menyiramnya juga termasuk hal ini. Pun menambahkan beli cemilan saat belanja bulanan, dengan alasan kesukaan anak padahal saya yang makan.
Taubat, saya benar-benar akan taubat, tidak ingin YOLO lagi!

Terima kasih Home Credit yang sudah menggelar acara seru ini. Ini acara yang sudah saya tunggu-tunggu mengingat Surabaya jadi kota tujuan terakhir Talkshow FUNancial #YangKamuMau. Terima kasih pula pada Indonesian Social Blogpreneur (ISB) yang telah mengundang saya. Saya benar-benar senang sekali. Manfaat hadir di FUNancial sungguh terasa. Selain dapat banyak voucher hadiah, juga sudah mau catat pengeluaran harian di buku catatan keuangan. Alhamdulillah.



84 komentar:

  1. Bye bye YOLO....

    Yuk sambut masa depan lebih cerah dgn financial plan yg cihuyy

    BalasHapus
  2. semoga semuanya langsung berubah totAL ya kak. bener bener revolusi mental dan langsung menentukan tujuan hidup hehehe. semoga dengan perencanaan dan persiapan matang maka UMROH bisa dijalankan. mari mencari aneka sumber keuangan kak, biar makin cepet berangkat UMROH nya

    BalasHapus
  3. Latte factor-ku kadang ya ngemil, Mbak. Lha gimana sak keluarga doyan ngemil. Dikit tapi sering dan parahnya ga tercatat. Sampe heran duit kok habis terus tapi ga berwujud. Tibaknya jadi sampah hehe. Tobat deh habis baca ini biar bisa nabung dan syukur2 buka usaha lagi kayak dulu. Mau umroh juga, aamiin.

    BalasHapus
  4. Duh nyentil aku juga nih, yang malas mencatat setiap pengeluaran dan pemasukkan, kadang jadi ga sadar uang habis begitu saja. Keren nih acaranya, buat kita sadar masalah keuangan.

    BalasHapus
  5. wahh ini eventnya emg kerennn banget, sangat bermanfaat untuk yg masih susah ngelola keuangan. btw waktu eventnya dibandung aku jg dateng ke acaranya loh hhi keren bangett deh

    BalasHapus
  6. Aku juga masih menerapkan YOLO apalagi habis nikah juga makin boros sist, konsumtif apalagi soal kosmetik, skincare dan kuliner bebh,mulai berubah harus ya pokoknya 😖

    BalasHapus
  7. Aku banget itu Si YOLO 😁

    Mesti mikir2 lagi nih pakai duit

    BalasHapus
  8. Aku jv ikut event ini auto yobat dr gila promo

    BalasHapus
  9. Aku juga dulu sama, boros banget, duit masuk dan juga keluar diwaktu yang sama, tapi sekarang memang harus banyak menabung buat masa depan anak

    BalasHapus
  10. Sepaham banget sama aku kak, ada duit ya dinikmatin, konsumtif jadinya. Harus bisa mikir kedepan nih, mau berusaha juga buat masa depan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku pun begitu mba, kayak terasa tertampar ya begitu membaca artikel ini. Harus segera memperbaiki diri agar enggak punya prinsip YOLO lagi. Ada banyak prioritas lain yang perlu kita pikirkan.

      Hapus
  11. Alhamdulillah akhirnya tobat juga.
    Semangat mbak memperbaiki pengelolaan keuangan. Salut deh suami selalu mengingatkan untuk biking catatan keuangan

    BalasHapus
  12. auto ngakak baca

    Jadi harusnya setelah 2 tahun sudah punya minimal 24 juta rupiah, sayangnya di kenyataan baru 10%-nya.

    hiks hiks

    ini kenapaaaa kita rajin nyuruh orang nabung kitanya ga pernah? Rajiiin ngatain orang pada demen utang, eh sendirinya belanja mulu pake kartu kredit

    ckckckkckk nampol nih artikelnya

    BalasHapus
  13. aku merasa tertampar membaca postingan ini hahahaa karena emang aku penganut prinsip YOLO juga :) makan sama jajan terus kerjaannya :(

    BalasHapus
  14. Dulu aku juga penganut YOLO. Ada duit ya dinikmati, gak kepikiran buat nabung, investasi, dll. Dulu waktu gajian ya udah dipakai buat makan2, nonton, beli baju, tas, dll.

    Tapi semua berubah semenjak menikah. Hahaha... Karena suami bener2 memikirkan rencana 10-20 tahun ke depan.

    Akhirnya semenjak hamil anak pertama aku prepare tabungan untuk biaya pendidikan masuk SD. Benar saja, ternyata dalam waktu 7 tahun biaya masuk SD sangatlah mahal.

    Apa jadinya kalau kebiasaan YOLO yg kebablasan berlangsung hingga 7 tahun itu??! Gak kebayang pasti nyesel bagt.

    BalasHapus
  15. Ya ampun kirain apa YOLO itu, ternyata You Only Life Once. Hehehe.. syukur sudah taubat ya mbak. Karena memang menurutku punya dana cadangan dan tabungan memang perlu banget. Termasuk untuk berngkat umroh.

    BalasHapus
  16. Mengurangi latte factor, hahaha, PR banget nih. Syusyeee ngerem mulut buat ngemiiil. Duh. Aku harus perketat pengeluaran nih, harus rajin nyatat lagi. Makasih sharingnya, Mbak.

    BalasHapus
  17. Yuk mulai dr sekarang merencanakan utk kehidupan yg lebih baik lg

    BalasHapus
  18. Aku liat event ini seru banget dah dan nambah ilmu juga kan ya. Ketemu teman pula dan seru-seruan bareng di event kan ini. Jadi, kangen event hehe.

    BalasHapus
  19. Kalau baca YOLO, jadi semacam ingat yala hahaha.
    Senang banget ya datang ke acara ini, ilmunya manfaat banget.
    Khususnya buat mamak-mamak kayak saya nih, mengatur financial itu penting.
    Agar tak menyesal di kemudian hari :)

    BalasHapus
  20. Cara berpikir a la YOLO itu memang jangan dipiara. Karena pada dasarnya You Only Live Once itu tidak benar. Kita itu hidup dua kali, sekali di alam dunia dan sekali di akhirat. Repotnya, di akhirat nanti akan ditanya, "Itu tabungan waktu hidup di dunia kamu apain aja?"
    Kan repot kalo nggak bisa jawab..

    BalasHapus
  21. aih aku baru tahu YOLO... justru itu yg sering aku lakukan. Ya Allah... ampunilah aku.
    kudu lebih telaten tung hitung hitung keuangan keluarga supaya rumah tangga berjalan dengan aman dan damai :)

    BalasHapus
  22. Kalau saya kebalik... Sejak single udah rajin bikin catatan keuangan... Pas nikah juga, catatannya tiap bulan diliatin ke suami ceritanya laporan... Tapi beliaunya cuek dan percaya2 aja... Akhirnya enggak pernah lapor lagi, catatannya buat evaluasi saya sendiri aja, hihihi...

    BalasHapus
  23. Pas baca judul ada kata YOLO? Apaan tuh? Ternyata you only life once, iya sih kadang suka gitu, semakin banyak uang semakin banyak juga pengeluaran dan parahnya itu untuk beli hal2 yang gaperlu juga.

    BalasHapus
  24. Saya kira YOLO itu semacam aplikasi baru, ternyata YOLO ' You Only Life Once'
    Memang kalau menganut prinsip ' hidup hanya sekali, nikmati dan penuhi apa yang menyenangkan diri keliru jika sudah berkeluarga.
    Terlebih lagi sudah memiliki anak,pasti biaya hidup tidak sedikit.
    Jika foya-foya untuk kesenangan semata tanpa memikirkan perencanaan keuangan kedepan seperti apa.
    Nanti yang ada hutang sana sini, malah jadi merugikan. Seperti yang diketahui sebagai istri harus pinter mengatur keuangan dengan baik dan bijak

    BalasHapus
  25. Acaranya bermanfaat banget ya mbak, aku sendiri merasakan setelah acara itu ada beberapa hal yang harus aku benahi dalam mengatur keuangan. Keren deh pokoknya...

    BalasHapus
  26. berani 'resign' dengan tepat --> ini sering gak disadari oleh mereka yang ingin berbisnis. Bagi saya yang main aman, kalau kita punya cikal bakal bisnis yang sekiranya bisa nambah gede.. kemudian punya tabungan minimal 3 bulan kedepan (6 bulan lebih baik) Maka resign boleh dilakukan.

    BalasHapus
  27. Aku juga ikut acara ini mbak, seru ya. Tips keuangan dari mas Dipa easy to do banget :)

    BalasHapus
  28. Oalaaaaa...aku baru tau YOLO itu hehehe ngeri juga ah :) Iya sih pengelolaan keuangan itu bukan hal mudah. AKu aja sulit di bagian dana darurat karena suka terpakai deh. Tips keuangannya bagus sekali kita bisa mempelajari step by step manajemen keuangannya. Jangan sampai tergoda big sale aja ya hihihi...

    BalasHapus
  29. Aku juga YOLO, apalagi kalo ada tiket promo. Duh, godaan besar. Mikirnya selalu gini, kalo gak sekarang, kapan lagi? Entar belum tentu ada kesempatan yang sama. Btw, aku izin save foto2 materinya ya, Mbak, buat pengingat dan belajar FUNancial.

    BalasHapus
  30. Saya dulu termasuk penganut YOLO, mbak. Gaji lumayan, single pula, bebas beli apapun tanpa mikir. Eh sekalinya udah nikah berasa nggak punya tabungan dan aset tapi kebutuhan makin banyak. Setelah punya anak apa lagi, berasa ditampar dan dicubit untuk segera atur keuangan supaya anak bisa punya masa depan finansial yang layak. Kadang dalam hidup kita mesti disentil dulu sih sama kenyataan biar sadar :D

    BalasHapus
  31. Acara yang bikin kita lebih memantapkan diri untuk menghadapai masa depan. No YOLO lagi, meski godaan selalu ada. hehehe....

    BalasHapus
  32. Yolo, kirain semacam nama hotel. Ternyata bukan. Moga bisa menghindari yolo

    BalasHapus
  33. Iya Mam,memang gaji sebanyak apapun kalau ga dimanage dengan baik,tetap akan habis ya.. apalagi ditambah banyaknya latte factor itu.

    BalasHapus
  34. YoLo ... you only live once... jadi harus di rem2 ya... supaya ada savings buat masa depan....

    BalasHapus
  35. Tahun 2020 semoga bisa memanage keuangan dengan lebih baik. Amin. Banyak bocor dalam pengeluaran keuangan juga sering saya lakukan. Padahal kalau diakumulasikan wah lumayan banget tuh...

    BalasHapus
  36. Makjleb banget nih, kadang masih penggemar YOLO juga hahaha, tapi aku ga pernah bohong kalo beli cemilan ya buat akuuuu hihiii.
    Semoga makin banyak yang sadar tentang pentingnya inves buat masdep.

    BalasHapus
  37. Hihi, tertabok rasanya mba artha..
    memang penganut yolo kadang kadang gak nyadar kayak saya, tapi gitu diingetin langsung "ooooo"

    BalasHapus
  38. Latte factorku adalah beli chattime melalui ojol , beli mie setan , dimsum dll pake ojol juga . Sekali sih sehari tapi berkali kali

    BalasHapus
  39. Semoga usaha ikan hiasnya lancar dan laris ya kak..
    Kalau sudah mengikuti FUNancial talkshow diharapkan bisa lebih baik lagi ya kak, dan Semoga bisa memanage pengeluaran dengan bijak.

    BalasHapus
  40. Sesama YOLO harus segera sadar nih. Keren banget ilmunya. Bermanfaat banget buat diriku hehehe...

    BalasHapus
  41. Masih banyak kayaknya yg penganut YOLO ini hehehee...termasuk aku juga kalik ya. Seringnya mikir gimana nanti aja deehh... Walhasil dompet dan rekening bocor dimana-mana :))

    BalasHapus
  42. hi mom nya zril aku sudah ikut blog nya yaa semoga bisa ikuti balik hehe, untuk persoalan keuangan ini noted banget sih sama aku yang masih terus belajar (maklum rumah tangga baru penyesuaian soal keuangan juga PR banget) dan alhamdulillah udah rajin mencatat pengeluaran, sekecil untuk parkir aja

    BalasHapus
  43. Ini dulu pas aku awal-awal kerja. Punya duit pengennya buat belanja semua. Boro-boro mikir nabung. Padahal dah diingetin ibu,,suruh beliin emas kl ibu dulu. .yah, belajar dr kesalahan masa lalu sekarang harus lebih bijak dan kencangkan ikat pinggang ..

    BalasHapus
  44. Karena YOLO, ya harus ditata banget hidupnya. Biar ngga menyesal pas udah diakhir2. Termasuk masalah keuangan ya, mbak

    BalasHapus
  45. Hidup cuma sekali, mari nikmati. Aku gak masalah soal ini, tapi kudu perhitungan juga buat masa depan. Kalau duit habis buat jalan2 doang dan gak ada tabungan, ya ngeri juga. Mau ikutan belajar mengelola keuangan juga

    BalasHapus
  46. Wah kita 11-12 mba hahaha.. aku jg dulu suka bingung uang abis kemana. Skrg sama suami uda diultimatum harus nabung krn anak uda 2 😂

    BalasHapus
  47. Kalau aku sih bukan penganut YOLO, karena aku pikir cari uang itu susah, apalagi sekarang persaingan tinggi, jadi peluang dapat uang tahun sekarang dan tahun ke depannya tidak sama, cenderung sulit. Tapi kalau sekali-kali manjakan diri juga gak apa-apa, asal tetap bisa ngendalikan diri

    BalasHapus
  48. Akupun penganut YOLO dan latte factors ku banyak banget mbak, padahal kalau dipikir-pikir emang bener lho itu yg bikin keuangan mudah bocor

    BalasHapus
  49. Aku pun mau tobat juga mba.
    pengen banget bisa umrah backpackeran sama suami.

    BalasHapus
  50. Hahaha kok sama yooo..
    Aku pun YOLO, tapi benar mbak harus dirubah..
    Makasnya salah satu resolusiku do 2020 adalah bisa cerdas finansial

    BalasHapus
  51. Samaaa.. saya juga penganut paham YOLO. Hidup cuma sekali, ya dinikmati dong. Karena menganggap remeh, seringnya pengen ini dan itu langsung beli aja. Padahal enggak boleh gitu. Harus beli sesuai kebutuhan bukan keinginan.

    Semoga tahun 2020 financial kita makin baik dan kita bisa konsisten untuk mencatat seluruh transaksi keuangan. Baik pemasukan, alokasi, dan pengeluarannya.

    BalasHapus
  52. Iya bener kak, mencatat pengeluaran itu penting karena beberapa orang suka mengesampingkan hal ini yang berakibat banyak pengeluaran yang melebihi pemasukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dan kudu displin ya mbak, tapi kadang emang penyakitnya suka malas kalau misalnya mencatat yg kecil kek bayar parkir, beli minuman minerla, ah gtu aja dicatat, pdhl sering dan ternyata ditotal ya gede jg ":D

      Hapus
  53. Ahahaha aku bukan YOLO tapi ttp emag pengeluaran banyak wkkwwk. Kyknya kuncinya ya nambah penghasilan lalu catat dengan benar supaya kita bisa ada tabungan atau investasi. Huhhu pengen juga umrah mbak :D

    BalasHapus
  54. Financial keuangan sangat diperlukan nih ... Pastinya mengikuti acara ini banyak ilmu yang di dapat ya ...

    BalasHapus
  55. Mksh reminder nya, pengingat buat mengelola keuangan lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soalnya saya termasuk yg ga pinter ngatur keuangan, makanya dikasih secukupnya buat belanja aja bersyukur karena khawatir gabisa ngaturnya. Suami malah yg lebih pinter deh kalo masalah financial

      Hapus
  56. Aku banget nih penganut YOLO mba. Hahaha. Dan sama-sama ke talkshow FUNancial, tapi yang di Bandung. Seketika tobat jajan boba. Demi financial tercapai yaah. Hehe.

    BalasHapus
  57. Tambah pinter mikir keuangan keluarga ya dek. Sehari-sehari ngeluarin uang jadi pinter ikutan ini

    Jakarta kapan yq

    BalasHapus
  58. Pulang dari acara ini akhirnya aku tahu kenapa sering kelimpungan di akhir bulan. Keuangan bocor di latte Factor. Walopun kecil, ternyata signifikan efeknya. Beneran kudu insyaf deh.

    BalasHapus
  59. Klo dulu sblm nikah ya aku YOLO gitu mba cuma pas Ada 2 anak ini mesti bnget kyknya benah2 keuangan walaupun kadang masih malas catat cash flow setiap harinya

    BalasHapus
  60. Saya kira penganut YOLO itu aliran sesat atau apa gitu, karena baru kenal dengan istilah tersebut, dan eeeeh tak taunya singkatan dari You Onli Live Once. Agar mendisiplinkan pengeluaran dari yang terkecil harus dicatat, agar tahu pengeluaran dan pemasukan keuangan lebih besar mana gitu..

    BalasHapus
  61. Baru tahu istilah YOLO. Dua bulan terakhir saya lupa mencatat pengeluaran mbm, jadi keterusan. Ini berimbas banget ternyata ke pengeluaran. Uang habis buat apa huhuhu..

    BalasHapus
  62. Awlanya aku pikir apaan ini YOLO. Oalaah terryata. Hahaha. Dan menurutku, ini bisa bikin kita emang jadi tekor mba. Semangat ah buat nabung

    BalasHapus
  63. Sejak jadi freelancer, saya sudah tobat jadi penganut YOLO, soalnya pemasukan yang kelap kelip alias nggak tetap, sementara kebutuhan bulanan yang jumlahnya hampir sama, bikin ngenes juga kalau saya masih hidup dengan moto YOLO ini.

    BalasHapus
  64. Acaranya seru banget ya kemarin itu, punya wawasan baru soal pengelolaan keuangan

    BalasHapus
  65. Acaranya sungguh berfaedah banget, saat ini jadi tahu kenapa bisa boros gak ketahuan sekarang harus YOLO

    BalasHapus
  66. Sejak ikutan FUNancial ini, aku mulai insaf beli bobba dan agak ngerem belanja online, semoga insafku ini bisa jadi modal buat usaha bobba hahhahah

    BalasHapus
  67. YOLO ini kalo Si Baim kecil yg ngomong, jatuhnya kayak bilang, "Ya Allah" ya mba. Hihiihi. Dari sekian banyak teman yg nulis soal FUNancial Home Credit, blog mba sedikit berbeda. Saya bacanya sambil senyum-senyum sendiri, juga merasa ditabok dari belakang. Kekekeke

    BalasHapus
  68. Semoga tahun baru bisa mengurangi pengeluaran yang gak penting. Ganti jadi investasi yang bisa diambil manfaatnya ya. Amin...

    BalasHapus
  69. aku kemarin juga ikut acara ini mba, seru banget sih. apalagi ilmu yang didapetin super bermanfaat buatku khususnya buat aku yg masih single

    BalasHapus
  70. Aku bukan termasuk penganut YOLO, haha...tapi emang pengaturan finanasial masih rada kedodoran. Wkwkwk.

    BalasHapus
  71. Beberapa kali lihat foto event ini di instagram. Ternyata seru ya, apalagi bisa ikut langsung..Dapet ilmu plus pengalaman juga..

    Aku sendiri selalu mencatat pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya, Teh. Sebagai anak kost kadang gak kerasa jajan cemilan, seribu, dua ribu. Tapi kalau gak dicatat bakal lupa dan taunya habis uang banyak..

    Makannya aku selalu catet, bukan karena apa sih, karena pengen buat evaluasi aja setiap bulannya, barang apa saja sih yang dibeli yang sekiranya bukan kebutuhan.

    Dulu dibuku diaryku yang selalu aku bawa kemana-mana, tapi seiring berjalannya waktu lebih sering nulis di spreadsheets. Jadi bisa ditulis via gadget dimanapun dan kapanpun disaat mengeluarkan uang.

    BalasHapus
  72. Masa muda aku banget nih dulu sebelum nikah. Setelah nikah baru berasa harus merubah mindset. Suka sama artikel nya..jd buat aku self reminder juga

    BalasHapus
  73. Ya ini latte factor kaya pembunuh berdarah dingin, kecil tapi menyakitkan :-D

    Sebetulnya YOLO itu gak apa-apa, kalo uangnya gak pernah habis. Soalnya ya kapan lagi menikmati itu semua kalau enggak di kehidupan ini. Tapi sayangnya hidup juga butuh hal lain yang mesti dipenuhi ya.

    BalasHapus
  74. Istilah Funancial sangat milenial, ya. YOLO.. saya baru tahu sekarang ini. Konsep yang bagus jika digunakan tuk memperlebar empati dan keinginan membantu orang lain. Tapi kalau untuk menyenagkan diri sendiri... rasanya jangan deh.
    Untung sudah tobat, ya.

    BalasHapus
  75. Kalau belajar keuangan dengan FUN pasti lebih mudah diingat ya mba. Perlu banget ya ternyata mengetahui arus uang kas setiap bulannnya..

    BalasHapus
  76. Aku YOLo nih hahahah. Tapi aku selalu bilang sama anak2 hidup itu cuman sekali berbuatlah sekeren mungkin di mata Allah

    BalasHapus
  77. Kita memang hidup hanya sekali, tapi harus memikirkan juga masa depan anak-anak kita di masa mendatang, kecuali ga ada niatan berumah tangga. Eh tapi kan kita juga harus berbakti kepada orang tua ya, masa uang yang di dapat cuma buat senang-senang sendiri

    BalasHapus
  78. Aku juga merasakan nantinya jika punya istri harus memberikan nafkah dan setelah membaca ini saya haruskan istri untuk manajemen keuangan agar bisa hidup hemat.. saya mengerti hidup cuman sekali namun jika habis pasti tidak akan terulang lagi

    BalasHapus
  79. Berarti kalau terima gaji harus langsung masuk ke pos masing-masing termasuk tabungan, bukan nunggu uang sisa baru ditabung.

    Menurutku latte factor ini perlu, karena kita kan juga butuh hiburan dll. Udah susah payah dapetin uangnya masa malah gak bisa menikmatinya. Tapi kalau gak dikontrol ya emang bisa jadi boomerang bikin penghasilan bocor alus, :D

    BalasHapus

Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*