Peranan Orang Tua dalam Penanganan Speech Delay pada Anak



"Waaah... bahasa asingnya mahir, ya!" itu komentar saya saat melihat video salah satu anak artis di media sosial.

Kejadian ini sudah lama, jauh sebelum saya menikah. Karena itulah kemudian terbentuk mindset bahwa nanti saat saya sudah punya anak, harus jago juga bahasa asing sedari dini. Meskipun saya buka public figure, namun memiliki anak yang jago cas-cis-cus rasanya bangga sekali. Keren! Kata inilah yang membulatkan tekad saya.

Tapi ternyata setelah saya baca-baca, terlalu 'memaksa' anak bisa mencetus gangguan terlambat bicara atau yang dikenal dengan speech delayYap, salah satu faktor penyebab speech delay adalah faktor lingkungan yang deprivasi relatif, ketidakpuasan atas kekurangan diri terhadap orang lain. Seperti pada orang tua yang ingin anaknya 'hebat' dan selalu jadi yang terbaik, padahal terlalu mengharapkan anak memiliki sangat banyak kemampuan anak itu tidak baik. Sebab tiap anak itu istimewa, punya kemampuan masing-masing dan tidak bisa disamakan dengan lainnya.

Sebagai contoh anak artis yang masih usia 3 tahun tapi sudah lancar berbahasa Inggris, itu karena memang lingkungannya yang membentuknya lancar berbahasa asing. Dari sejak dari dalam kandungan sudah diajak mengobrol dengan bahasa Inggris, lalu setelah kelahirannya disambut dengan luapan suka cita berbahasa Inggris kemudian dilanjut dengan terbiasa mendengar bahasa asing tersebut di keseharian. Maka tidak heran kemudian menjadi mahir. Wajar.

Lain halnya dengan anak-anak yang tinggal di komplek perumahan yang terbiasa memakai bahasa Jawa, sang orang tua pun jarang mengajaknya berbahasa asing namun menginginkan anaknya lugas dan lancar berbahasa asing. Rasanya tak masuk akal dan terlalu memaksa. Hal ini malah mengakibatkan kebingungan pada sang anak dan mencetus terjadinya speech delay. Karena anak tidak mampu, tapi dipaksakan.

Dari sinilah saya belajar bahwa menjadi orang tua tidak boleh egois. Memiliki suatu keinginan agar darah dagingnya memiliki hidup dan kemampuannya yang lebih baik dari orang tuanya ialah hal yang manusiawi. Orang tua mana yang mau hal buruk terjadi pada anaknya. Tapi tetap saja semua hal ada batasannya. Sesuatu yang terlalu, apapun itu, tidak akan baik hasilnya.

Kemampuan kognitif tiap anak berbeda. Terlalu memaksa anak mendapat nilai sempurna terkadang malah membuatnya menjadi sosok yang lain pencemas tinggi. Takut kalau nilainya turun akan dimarahi orang tua, takut tidak disayang lagi dan lain sebagainya. Sehingga kemudian interaksi sosial anak juga akan memburuk.

Padahal pondasi besar dari kemampuan verbal anak ialah interaksi sosialnya. Dari anak yang kerap bercengkrama dengan kedua orang tuanya ataupun terbiasa bergaul dengan teman sebayanya, menjadikan anak jadi terasah kemampuan berbahasanya. Dari lingkungan terkecil yakni keluarga, anak jadi mengenal kata baru dan maknanya. Itulah sebabnya yang wajib diberikan orang tua ialah kebersamaan dalam bermain, bukannya mainan yang banyak dan mahal harganya.

Bagi anak, bermain adalah salah satu cara untuk belajar. Orang tua yang menemani kegiatan menyenangkannya ini bisa membantu anak dalam mengarahkan mana hal-hal baik, termasuk kosa kata dan perbuatan, yang kemudian dicontohnya. Dengan adanya interaksi dua arah bisa membantu berkembangnya kemampuan emosionalnya.

Yang perlu diingat oleh orang tua adalah bahwa di tiap usia, ada standar yang harus dilalui anak agar tidak terjadi speech delay. Orang tua harus melafalkan secara jelas, tidak boleh dicadel-cadelkan. Dengan begitu anak jadi tahu mana kosa kata yang tepat. Latih pula agar anak bisa mengucapkan kata-kata konsonan, misalnya dengan flash card. Menurut saya ini jadi cara mudah belajar berbicara sebab ada banyak gambar menarik yang bisa jadi panduan orang tua untuk mengajarkan banyak hal baru pada sang buah hati.

Menjadi orang tua bukan berarti kita berhenti belajar. Malah semakin banyak hal yang harus dipelajari agar bisa mengajarkan banyak hal positif pada anak tercinta. Bila ingin referensi tentang stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak bila dicari di Dini.id. Di sini ada program stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak dengan memadukan antara teknologi, ilmu psikologi, orang tua, dan tim ahli, sebab Dini.id adalah startup yang memang peduli pada tumbuh kembang anak.


Oiya ini ada video tentang Mengatasi Speech Delay pada Anak Usia Dini yang sudah saya tonton. Isinya benar-benar 'bergizi' dan semoga bisa memberikan banyak pengetahuan baru untuk kita semua. Semoga pula dengan ini, kita jadi lebih mengerti bahwa stimulasi dan intervensi dalam tumbuh kembang anak adalah sangat penting dan diharapkan speech delay yang terjadi pada anak akan menghilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*