Andai Punya 100Juta, Untuk Mama!




Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah.

Pribahasa tersebut benar adanya. Apalagi setelah saya menjadi ibu, memang terasa bahwa hidup ibu seluruhnya untuk anak. Tidak ingin anak susah, tidak mau anak menderita, dan terus berdoa agar hal-hal baik terjadi pada buah hatinya.

Andaikan anak punya emas segunung pun, tidak akan bisa membalas jasa ibunya. Perjuangan ibu saat melahirkan anak adalah antara hidup dan mati, bagaimana ibu menyusui anaknya tentu dengan sepenuh hati, belum lagi saat tangis anak terdengar pasti ibu langsung bertindak. Kantuk dilawan, capai tak dirasa. Ibu bagaikan superwoman yang selalu ada kapanpun anak membutuhkan.

Hingga anak dewasa dan bekerja, tidak juga bisa sepenuhnya membahagiakan orang tua. Apalagi saat berumah tangga, kebanyakan orang tua tidak bisa mengecap hasil keringat anak yang disayangnya. Tidak seperti orang tua yang bekerja demi mencukupi kebutuhan buah hati, anak hanya akan ingat saat ada ‘sisa’ anggaran bulanan hidupnya.

Jujur, ini pula yang terjadi pada saya. Saat telah bekerja, telah saya tekadkan bahwa gaji pertama saya untuk Mama. Nyatanya… dengan halus Mama menolak dan bahkan mengajak ke toko agar saya bisa membeli pakaian untuk saya sendiri. Mama tidak minta apa-apa. Hanya ingin saya bahagia dan sehat selalu.
Lalu saya menikah dan tidak lagi bekerja di instansi, tentu tidak ada gaji dan tidak bisa memberi. Uang dari suami hanya bisa untuk hidup kami. Akhirnya saya bekerja freelance menulis dari rumah, dapat upah dan semua untuk Mama. Awalnya lagi-lagi Mama menolak, tapi saya yakinkan bahwa saya benar-benar tidak perlu uang itu. Sudah ada suami yang mencukupi kebutuhan hidup. Tinggal saya yang ingin membantu kehidupan Mama di kota seberang dengan hasil buah pikir diri ini.

Sekarang saya berandai-andai, andai…saya punya uang 100 juta, entah dari undian apa atau dari menang lomba apa, yang saya lakukan adalah sujud syukur dan langsung saya berikan pada Mama. Nominal demikian tidak sebanding dengan jasa Mama yang merawat dan mendidik saya. Ingin sekali hal tersebut terjadi, karena saya juga sadar hasil kerja freelance tidak akan bisa mencapai sebesar itu.
Saya ingin 100 juta bisa meringankan beban hidup Mama sebagai tulang punggung keluarga. Selain itu, uang segitu semoga juga bisa mewujudkan impian Mama untuk umroh, melihat tanah suci kembali. Di tahun 2008, Mama berkesempatan ke tanah suci sebagai tenaga medis jamaah haji. Alhamdulillah, senang sekali Mama bisa berhaji tanpa biaya sepeserpun. Dengan kondisi kami, rasanya untuk bisa melihat Mekkah dan Madinah rasanya bagai mimpi.

Semoga keinginan saya ini bisa terwujud. Walau mimpi, 100 juta inshaAllah bisa saya beri, meski harus bertahap dan butuh waktu lama. Semoga saya bisa terus menyenangkan hati Mama. Dan semoga Mama selalu bahagia di kota kelahiran Mama. Aamiin.




.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca ^^
Tolong berkomentar dengan sopan yaaa... Maaf kalau ada yang belum terjawab :*